This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 15 Desember 2019

Kumpulan Link Video Pembelajaran SKI (Tugas Akhir Mahasiswa)

Berikut adalah kumpulan link video pembelajaran SKI MTs-MA, dibuat mahasiswa kami (kelas A8 dan A9 Semester 5 Prodi PAI Fak.Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember) untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran SKI:

https://www.youtube.com/playlist?list=PLRFXIigNeX8CW6oZKi2fRvpMr25CMqbZU

https://youtu.be/DWEGjDak0aI

https://youtu.be/Otscm4cnXqk

https://youtu.be/P7uiqIcD4JA

https://youtu.be/DzBfYaDaJtk

https://youtu.be/moDTt669J-A

https://youtu.be/DThY1BJRyqs

https://youtu.be/dVmLkCDiXyY

https://youtu.be/aeOPm8O-xFI

https://youtu.be/ZGc2MtnK7SQ

https://youtu.be/9xsAIXGTRw4

https://youtu.be/_0yvOCYUmsw

https://youtu.be/SIIRed1A5C4

https://youtu.be/gPxLLOVyrDM

https://youtu.be/TykrKIqmY2s

https://youtu.be/hSr_myvbNRM

https://youtu.be/JheYuuHVS8I

https://youtu.be/UhHGVW_eG_U

https://youtu.be/s8ayM29wh3k

https://youtu.be/HsOGer4vxkk

https://youtu.be/HiCu4XXrShg

https://youtu.be/LN8-oOPm5jc

https://youtu.be/6uujnqN_s_E

https://youtu.be/qt_LBX4aiDg

Sabtu, 27 Mei 2017

TAFSIR AL-MISHBAH Metro TV, Edisi Sabtu, 27 Mei 2017 (01 Ramadhan 1438 H)

TAFSIR AL-MISHBAH
Metro TV, Edisi Sabtu, 27 Mei 2017 (01 Ramadhan 1438 H)*

Q.S Luqman: 1-11

Kata الم di awal surat, mayoritas ulama mufassir sepakat berpendapat bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui maknanya. Ini menunjukkan keterbatasan akal manusia.

Kata الكتاب memiliki awalan ال yang berarti kesempurnaan. Al-Quran merupakan kitab yang sempurna. Banyak kitab-kitab yang lain, tapi kitab yang ini jauh lebih sempurna.

Kitab al-Quran merupakan petunjuk, untuk setiap waktu. Baik bagi orang-orang terdahulu, sekarang maupun yang akan datang. Dan semua itu mengandung rahmat dan kasih sayang bagi orang-orang yang baik (muhsin).

Ciri-ciri orang baik itu jika melihat ayat ini ada tiga:
1
   1. يقيمون الصلاة artinya tidak hanya mendirikan shalat, akan tetapi melaksanakan shalat secara sempurna dan bersinambung.

2 2.    يؤتون الزكاة artinya tidak hanya menunaikan zakat, akan tetapi memberi dengan sempurna bahkan mengantarkannya. Orang yang baik tidak menunggu zakatnya diambil, tapi dia mengantarkan sendiri dan menyempurnakannya. Jika zakat itu ditunaikan maka rezeki orang itu akan bertambah.

3.3.  وهم باالاخرة هم يوقنون artinya yakin akan hari kiamat dan dunia akhirat. Kata ‘yakin’ disini jika di dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan dengan arti ‘percaya’, padahal dalam bahasa Arab kata ‘yakin’ lebih tinggi derajatnya daripada kata ‘percaya’. Jika ‘percaya’ artinya masih bisa timbul pertanyaan di dalam hati tetapi jika sudah ‘yakin’ maka sudah tidak ada lagi keraguan di dalam hatinya (tidak ada lagi pertanyaan di dalam hatinya). Oleh karena itu derajat Muchsin yang yakin pada hari kiamat, itu lebih tinggi daripada Mukmin.

Orang-orang Muchsin selalu mendapat petunjuk Ilahi. Mereka berada di atas perahu untuk mencapai tujuan yang diharapkan, berbeda dengan orang-orang yang lalai yang menjadikan dirinya lalai dari petunjuk-petunjuk Ilahi.

Manusia adalah makhluk tempatnya salah dan lupa. Kita sebagai manusia harus selalu ingat dan menyadari diri kita bahwa kita adalah makhluk yang lalai, karena kita manusia akan tetap menjadi manusia tidak bisa kita dituntut untuk bisa menjadi malaikat. Oleh karena itu untuk mengingatkan kita akan kelalaian kita maka dengan cara membaca al-quran dan membaca ajaran-ajaran agama agar selalu mendapat petunjuk.


*Ditulis sebagai ringkasan oleh Fakhriyatus Shofa Alawiyah

Selasa, 07 Maret 2017

Nadhom sebelum ngaji (kitab ta'lim muta'alim)

و فضل و عنوان لكل المحامد
*
تعلم فإن العلم زين لأهله
Tuntutlah ilmu, karena ilmu merupakan perhiasan bagi pemiliknya, keunggulan dan pertanda segala pujian
من العلم و اسبح فى بحور الفوائد
*
و كن مستفيدا كل يوم زيادة
Jadikanlah dirimu sebagai orang yang selalu menambah ilmu setiap hari. Dan berenanglah di lautan makna
الى البر و التقوى و اعدل قاصد
*
تفقه فإن الفقه افضل قائد
Belajarlah ilmu fiqih, karena fiqih merupakan penuntun yang terbaik menuju kebaikan dan ketakwaan serta tujuan yang paling tepat
هو الحصن ينجى من جميع الشدائد
*
هو العلم الهادى الى سنن الهدى
Ia mendapat bendera yang menunjukkan pada jalan menuju tujuan. Ia menjadi benteng yang menyelamatkan dari segala kesesatan
اشد على الشيطان من الف عابد
*
فإن فقيها واحدا متورعا
Seorang ahli fiqihh yang teguh, lebih berat bagi setan dibanding seribu ahli ibadah (yang tidak berilmu)
و اكبر منه جاهل متنسك
*
فساد كبير عالم متهتك
Sungguh merupakan kehancuran yang besar, seorang yang alim yang tidak peduli. Dan lebih parah lagi dari itu, seorang yang bodoh yang beribadah tanpa aturan.
لمن بهما فى دينه يتمسك
*
هما فتنة فى العالمين عظيمة
Keduanya merupakan fitnah yang besar di alam semesta bagi orang-orang yang menjadikan keduanya sebagai pedoman
سانبيك عن مجموعها ببيان
*
الالا تنال العلم الا بستة
Ingatlah, kamu tidak akan meraih ilmu kecuali dengan 6 hal yang akan aku terangkan semuanya berikut ini
و ارشاد استاذ و طول زمان
*
ذكاء و حرص واصطبار و بلغة
yaitu kecerdasan, minat yang besar, kesabaran, bekal yang cukup, petunjuk guru dan waktu yang lama.
فان القرين بالمقارن يقتدى
*
عن المرء لا تسئل و ابصر قرينه
Janganlah kamu tanyakan jati diri seseorang, tetapi lihatlah siapa temannya. karena seseorang akan mengikuti perilaku temannya.
و ان كان ذا خير فقارنه تهتدى
*
فان كان ذا شر فجنبه سرعة
Bila temannya orang yang jahat maka hindarilah segera. Bila temannya adalah orang yang baik maka bersahabatlah dengannya, niscaya kamu akan mendapat petunjuk
فأرشدني الى ترك المعاصي
*
شكوت الى وكيع سوء حفظي
Aku mengadu kepada imam waqi' tentang hafalanku yang lemah lantas ia memberiku petunjuk agar meninggalkan maksiat
وفضل الله لا يعطى لعاصي
*
فإن الحفظ فضل من اله
Hafalan adalah pemberian dari Tuhan, sedang pemberian Tuhan tidaklah diberikan kepada orang yang bermaksiat










Minggu, 30 Oktober 2016

(LIRIK) SHOLAWAT NAHDLIYYAH



اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد
صَلاَةً تُرَغِّبُ وَ تُنَشِّطُ
وَ تُحَمِّسُ بِهَا الْجِهَادِ لإِحْيَاء وَ إِعْلاَء دِيْن الإسلام
وَ إِظْهَار شَعَائِرِ عَلَى طَرِيقة,  جَمْعِيَّةِ نهضة العلماء
و على اله و صحبه و سلم
الله الله الله الله
ثَبِّتْ وَانْصُرْأَهْل جمعية, جمعية نهضة العلماء
لإعلاء كلمة الله



PKPT IPNU-IPPNU IAIN Jember adakan Seminar dan Bedah Buku "Kyai dan Santri dalam Perang Kemerdekaan"

Dalam rangka memperingati hari santri, pada hari sabtu tanggal 29 Oktober kemarin PKPT IPNU-IPPNU IAIN Jember bekerjasama dengan Pondok Pesantren Darul Hikam mengadakan seminar dan bedah buku berjudul “Kyai dan Santri dalam Perang Kemerdekaan” karya K.H Sholeh Hayat, S.H. Dalam acara ini, ada dua narasumber diantaranya K.H Sholeh Hayat sendiri selaku pengarang buku dan M.Eksan, MA dari DPRD 1 Jawa Timur selaku pembanding. Tidak hanya diikuti oleh mahasiswa IAIN Jember, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan PCNU Kabupaten Jember. Penulis buku mengatakan bahwa buku ini didukung oleh 65 referensi yang terpercaya kredibilitasnya, sehingga bagi siapapun yang membaca buku ini sama halnya dengan membaca 65 buku. Selain itu beliau menuturkan bahwa perjuangan kyai dan santri untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan juga wajib kita apresiasi, bentuk apresiasi itu salah satunya adalah dengan dikeluarkannya keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 2015 tentang hari santri nasional. Beliau menceritakan isi buku yang berisi sejarah lengkap perjuangan para kyai dan santri di negeri ini dalam upaya meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Mulai dari perlakuan yang berbeda antara penjajah Belanda dan Jepang dalam menghadapi kaum agama di negeri ini sehingga menimbulkan perlawanan diantaranya Laskar Hisbullah (yang terdidi dari para pemuda) serta Laskar Sabilillah (terdiri dari para kyai dan orang-orang dewasa) yang kemudian terjadi peristiwa 10 November di Surabaya yang kemudian dikenal dengan hari pahlawan. Semuanya dikemas secara lengkap dan rinci dalam buku ini.
Sebagai pemateri kedua seminar sekaligus pembanding, M.Eksan, MA menuturkan bahwa ada tiga hal alasan kenapa 22 Oktober ditetapkan sebagai hari santri, pertama, untuk mengenang perjuangan mereka (baca: kyai dan santri), kedua, untuk meneladani semangat serta komitmen mereka dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan Republik ini. Momentum resolusi jihad harus diaktualisasikan dalam upaya pembangunan nasional mengingat problematika sosial di bangsa ini masih sangat tinggi, propinsi Jawa Timur khususnya. Menyandang peringkat teratas dalam buta huruf dengan jumlah 1,2 juta penduduk dari 4,7 juta angka buta huruf nasional, selain itu tingkat perceraian terbesar di negeri ini serta kasus narkoba yang menduduki tingkat kedua setelah ibukota DKI Jakarta. Mengingat berbagai problematika yang terjadi di atas sekaligus sebagai alasan ketiga mengapa ditetapkannya hari santri adalah untuk melanjutkan atau mempertahankan tongkat estafet perjuangan para kyai dan santri dengan cara tidak hanya berpuas hati dengan keputusan presiden dengan ditetapkannya hari santri akan tetapi juga harus diiringi dengan tindakan/kebijakan positif yang berpihak pada kyai dan santri dan mendorong mereka dalam proses pembangunan nasional dengan cara menjadikan pesantren sebagai inti kekuatan pendidikan nasional kita.

Dengan mengutip perkataan Jamal al-Banna (adik Hasan al-Banna), M.Eksan di akhir pembicaraan mengatakan bahwa kata “jihad” dalam konteks sekarang tidak lagi diartikan sebagai bagaimana mati di jalan Allah SWT, akan tetapi bagaimana kita hidup di jalan Allah SWT. Karena pada hakikatnya, hidup itu lebih berat daripada mati.

Rabu, 25 Mei 2016

Tugas UAS Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan ISlam

Mata Kuliah        : Kepemimpinan Pendidikan Islam
Komponen/Bobot: MKU/3 SKS
Program                : S2-Pascasarjana IAIN Jember
Program Studi      : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembina   : Prof. Dr. H. Ahmad Fatoni, M.Ag
                               Dr. Hj. St. Rodliyah, M.Pd

Soal
1.        Pemimpin Pendidikan Islam seharusnya memiliki etika dan moral yang baik, namun saat ini masih ada pemimpin di lingkungan Kementrerian Agama yang melakukan korupsi seperti yang terjadi pada 2 mantan menteri agama kita kena kasus hukum. Bagaimana menurut pendapat saudara berdasarkan teori nilai, etika dan moral dalam kepemimpinan pendidikan Islam?
2.        Jelaskan hasil penelitian tentang teori kepemimpinan berdasarkan perilaku dari:
a.       Studi Ohio
b.      Studi Michigan
3.        Ada banyak model kepemimpinan antara lain: (1) trails model of leadership, (2) model of situational leadership, (3) model of effective leadership, (4) contingency model of leadership, (5) model of transformational leadership, dan (6) model of transactional leadership.
Dari 6 model kepemimpinan di atas, menurut Saudara model mana yang cocok dilaksanakan di lembaga pendidikan Islam dan pesantren?
4.        a. Mengapa pertumbuhan jabatan dan pengembangan karir guru itu penting?
b. Bentuk-bentuk pembinaan dan pengembangan profesi guru dapat dilaksanakan dengan cara apa saja?
5.        Evaluasi kinerja kepemimpinan pendidikan Islam bisa dilihat dari indikator keberhasilan kinerjanya. Indikatornya meliputi apa saja jelaskan?
6.        Menurut Saudara kecerdasan emosional kepala madrasah yang seperti apa yang mampu mengendalikan konflik di madrasah? Beri contoh konkrit!

 Jawaban

COMING SOON


Minggu, 20 Maret 2016

Tantangan Pendidikan Kita

Setidaknya jika kita dapat meringkas tentang tantangan pendidikan kita saat ini dibagi menjadi dua yaitu tantangan dari dalam (internal) dan tantangan dari luar (eksternal) diantaranya:


  1. Internal = kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki lembaga pendidikan kita. Mengenai hal ini: 
    • Studi Internasional menempatkan negara kita, Indonesia menempati ranking "rendah" untuk pendidikan dan ranking atas untuk "korupsi".
    • Relevansi antara profesi dengan kualifikasi lulusan 
    • banyak terjadi missmatch
    • studi Balitbang tentang relevansi CPNS terhadap bidang keahliannya sangat rendah
    2.  Eksternal = Pasar Bebas ASEAN serta Globalisasi di bidang IPTEK, Budaya, Sosial, Politik, Ekonomi

Solusi yang ditawarkan dan dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan di atas adalah:
  1. Studi lanjut
  2. Pendalaman pengetahuan
  3. peningkatan keterampilan
  4. sharing antar teman
  5. penukaran lingkungan kerja

Nilai dan Etika dalam Kepemimpinan Pendidikan Islam

        Berikut ini adalah hasil kuliah (penjelasan Dosen) mata kuliah "Kepemimpinan Pendidikan Islam" khususnya tentang nilai dan etika dalam Kepemimpinan Pendidikan Islam:

A. Nilai Kepemimpinan Pendidikan Islam
  1. Nilai Religi = keimanan, ibadah
  2. Nilai Etika/Moral = ukuran baik, buruk berdasarkan masyarakat (bukan agama)
  3. Nilai Sosial = tata krama dan sopan santun
  4. Nilai Estetika = nilai keindahan (tentang penampilan, tak harus mewah tapi indah dan rapi) seperti warna baju atasan dan bawahan tidak kontras.
  5. Nilai Seni = Suara, rupa, koreografi

B. Etika Kepemimpinan Pendidikan Islam

Selengkapnya dapat dibaca di makalah saya yang berjudul nilai dan etika dalam kepemimpinan Pendidikan Islam pada link berikut ini:

NILAI DAN ETIKA
DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM
Makalah
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan Islam






Oleh:
1.      Safi’i                                              (084 9315 001)
2.      Fakhriyatus Shofa Alawiyah          (084 9315 003)


Dosen Pengampu:
Dr. Hj. St. Rodliyah, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCASARJANA IAIN JEMBER
MARET 2016



 


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
      A.    Latar Belakang................................................................................. 1
      B.     Rumusan Masalah............................................................................ 2
      C.     Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
      A.    Nilai dalam Kepemimpinan Pendidikan Islam................................. 3
      B.     Etika dalam Kepemimpinan Pendidikan Islam................................ 6
BAB III PENUTUP................................................................................... 11
Kesimpulan......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Kepemimpinan atau leadership merupakan seni dan keterampilan orang dalam memanfaatkan kekuasaannya untuk mempengaruhi orang lain agar melaksanakan aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan.[1] Keberhasilan suatu lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah/madrasah. Sebagai seorang pemimpin di lembaga tersebut, ia harus mampu membawa lembaganya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mampu melihat adanya perubahan, mampu melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi ini serta harus bertanggung jawab atas semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah.
Kepemimpinan pendidikan Islam merupakan kemampuan untuk mengatur, mempengaruhi dan mengarahkan dalam pendidikan secara Islami (dalam hal mengatur, mempengaruhi dan mengarahkannya maupun di lembaga pendidikan Islam). Sebagai seorang pemimpin yang memiliki kemampuan mengatur, mempengaruhi dan mengarahkan harus didasarkan pada nilai dan etika kepemimpinan. Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik. Jadi dengan kata lain etika merupakan sebuah standar seseorang untuk berperilaku dalam sebuah lingkungan, dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Seseorang yang melanggar suatu norma atau nilai moral yang dipercaya oleh masyarakat dapat juga dikatakan tidak beretika, tentu saja hal ini tidak baik untuk seseorang yang dijadikan teladan, pemimpin.
Text Box: 1Seorang pemimpin yang baik haruslah pemimpin yang beretika, yang bermoral dan mematuhi norma-norma yang ada. Seorang pemimpin adalah cermin keteladanan bagi bawahan maupun karyawan dalam sebuah organisasi/lembaga pendidikan. Etika seorang pemimpin akan mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku bawahan/karyawannya dalam sebuah organisasi.
Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang nilai dan etika dalam kepemimpinan pendidikan Islam yang meliputi pengertian nilai dan etika kepemimpinan, nilai-nilai serta etika dalam kepemimpinan pendidikan Islam.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
             1.      Bagaimana nilai dalam kepemimpinan pendidikan Islam?
             2.      Bagaimana etika dalam kepemimpinan pendidikan Islam?
C.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
             1.      Untuk mendeskripsikan nilai dalam kepemimpinan pendidikan Islam.
             2.      Untuk mendeskripsikan etika dalam kepemimpinan pendidikan Islam.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Nilai dalam Kepemimpinan Pendidikan Islam
Seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan Islam harus memiliki kemampuan mengatur, mempengaruhi dan mengarahkan harus didasarkan pada nilai dan etika kepemimpinan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata nilai berarti mutu, sifat-sifat (hal-hal) yg penting atau berguna bagi kemanusiaan.[2] Maksud dari nilai kepemimpinan dalam makalah ini adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai norma dan nilai yang berlaku.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain:
1.      integritas dan moralitas
Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.[3] Moralitas menyangkut sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan adat sopan santun.[4] Persyaratan integritas dan moralitas penting untuk menjamin kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa.
2.      tanggung jawab
Text Box: 3Seorang pemimpin harus memikul tanggung jawab untuk menjalankan misi dan mandat yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin harus bertanggungjwab atas apa yang dilakukan dan tidak dilakukannya untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam lembaga pendidikan Islam. Ia harus memiliki keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan dan mengambil resiko atau pengorbanan untuk kepentingan lembaga dan orang-orang yang dipimpinnya. Tanggung jawab dan pengorbanan adalah dua hal yang saling berhubungan erat. Pemimpin harus emngutamakan kepentingan organisasi/lembaga daripada kepentingan pribadi atau keluarga  termasuk pengorbanan waktu. Di sisi lain, pemimpin harus melatih abwahan untuk menerima tanggung jawab serta mengawasi pelaksanaan tugasnya.
3.      visi pemimpin
Kepemimpinan seorang pemimpin nyaris identik dengan visi kepemimpinannya. Visi adalah pandangan/wawasan ke depan atau arah ke mana lembaga dan orang-orang yang dipimpin akan dibawa oleh seorang pemimpin. Pemimpin ibarat seorang nakhoda yang harus menentukan ke arah mana kapal dengan penumpangnya akan di arahkan.
4.      kebijaksanaan
Kebijaksanaan yaitu kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu sehingga keputusannya adil dan bijaksana. Kebijaksanaan memiliki makna lebih dari kepandaian atau kecerdasan. Pemimpin setiap saat dihadapkan kepada situasi yang rumit dan sulit untuk mengambil keputusan karena terdapat perbedaan kepentingan antar kelompok masyarakat dan mereka yang akan terkena dampak keputusannya. Dalam kepemimpinan Islam, selain upaya manusia menekuni dan mencari kebijaksanaan, perlu upaya meminta kebijaksanaan kepada Allah SWT sebagai sumber untuk memutuskan keputusan yang terbaik dan bijaksana seperti melalui istikharah.
5.      keteladanan
Keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan berkaitan erat dengan kehormatan,  integritas dan moralitas pemimpin. Dalam kepemimpinan Islam nilai keteladanan diartikan sebagai uswatun hasanah. Tokoh keteladanan atau uswatun hasanah dalam pendidikan Islam adalah Rasulullah Muhammad SAW. 
6.      Keimanan
Beriman kepada Tuhan Yang Mahaesa sangat penting karena pemimpin adalah manusia biasa dengan semua keterbatasannya secara fisik, pikiran dan akal budi sehingga banyak masalah yang tidak akan mampu dipecahkan dengan kemampuannya sendiri. Iman dapat menjembatani antara keterbatasan manusia dengan kesempurnaan yang dimiliki Tuhan, agar kekurangan itu dapat diatasi. Iman juga merupakan perisai untuk meredam keinginan dan nafsu-nafsu duniawi serta godaan untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam menjalankan kepemimpinannya. Penting bagi seorang pemimpin untuk selalu menyadari bahwa Tuhan itu Mahakuasa, Mahamengetahui dan Mahahadir. “Mahakuasa” berarti tidak ada satu pun yang bisa terjadi tanpa perkenan dan pengendalian-Nya. “Mahamengetahui” berarti tidak ada satu pun bisa terjadi tanpa pengetahuan dan keterlibatan-Nya. “Mahahadir” berarti tidak ada satu pun bisa terjadi tanpa Ia ada di sana. Implikasi pemahaman seperti itu bagi pemimpin adalah sesgala sesuatu yang terjadi, termasuk kepemimpinan yang dijalankannya, bukan sekedar kebetulan atau by chance belaka. Pemimpin yang beriman menyadari bahwa semua perbuatannya diketahui dan diawasi Tuhan yang hadir di mana-mana sehingga ia takut mengkhianati amanat sebagai pemimpin. Apabila mengalami kesulitan dan masalah yang berat, ia harus bersandar kepada Tuhan karena tidak ada satu pun kejadian tanpa perkenan dan pengendalian-Nya. Tuhan itu Pemilik kehidupan, Penyelenggara dan Pemberi apa yang  kita butuhkan.   
7.      sosial (kemampuan berkomunikasi)
nilai sosial yang dimaksud adalah sebagai seorang pemimpin harus bisa bersosialisasi dengan angota-anggotanya atau dengan kata lain mampu berkomunikasi antara pemimpin dan yang dipimpin sehingga kepemimpinannya dapat efektif dan efisien.
Sedikit berbeda dengan hal di atas, Fahmi dan Siagian masing-masing dalam bukunya menyebutkan setidaknya ada lima nilai-nilai dalam kepemimpinan diantaranya:
      1.       nilai teoritikal
Merupakan nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha mencari kebenaran dan mencari pembenaran secara rasional.


      2.      nilai ekonomi
Merupakan nilai yang menghargai segala sesuatu yang bersifat praktis dan bermanfaat.
      3.      nilai sosial
Merupakan nilai yang menempatkan kasih sayang, belas kasihan terhadap orang lain, simpati dan tidak mementingkan diri sendiri.
      4.      nilai politik
Merupakan nilai yang berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetisi sebagai faktor yang sangat vital dalam kehidupannya
      5.      nilai keagamaan
Merupakan nilai yang selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan Sang Pencipta.[5]
Pemahaman tentang nilai-nilai yang dianut oleh seseorang yang menduduki jabatan pimpinan menjadi sangat penting karena berkaitan erat dengan tindakan dan perilakunya dalam memimpin organisasi/lembaga pendidikan Islam khususnya.
Tak jauh berbeda dengan nilai-nilai di atas, Kartini Kartono menyebutkan dalam bukunya bahwa profesi kepemimpinan harus dilandaskan pada paham dasar yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan luhur, yang dijadikan pedoman bagi setiap pribadi pemimpin, seperti:
1.      nilai pengabdian pada kepentingan umum,
2.      jaminan keselamatan, kebaikan dan kesejahteraan bagi bawahan dan rakyat,
3.      menjadi pengikat dan pemersatu dalam segala gerak upaya/usaha,
4.      penggerak/dinamisator dari setiap kegiatan.[6]
B.       Etika dalam Kepemimpinan Pendidikan Islam
Selain nilai-nilai yang harus dimiliki, etika yang baik juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata etika berarti ilmu tentang apa yg baik dan apa yg buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).[7] Etika difungsikan sebagai penuntun bagi pemimpin dalam bersikap dan bertindak menjalankan kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Kepemimpinan beretika akan membuat suasana hubungan kerja dalam organisasi atau sebuah lembaga pendidikan Islam lebih nyaman dan terhindar dari konflik vertikal maupun konflik horisontal.
Etika tidak membahas kondisi atau keadaan manusia melainkan tentang bagaimana manusia itu seharusnya bertingkah laku. Karena itu pula etika adalah filsafat mengenai praksis manusia yang harus berbuat menurut aturan dan norma tertentu. Etika profesi pemimpin ialah pembahasan mengenai:
1.      kewajiban-kewajiban pemimpin,
2.      tingkah laku pemimpin yang baik dan dapat dibedakan dari tingkah laku yang buruk,
3.      moral pemimpin[8]
Menurut Kartini Kartono juga bahwa kriteria etika profesi kepemimpinan diantaranya:
1.      pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kelebihan dalam pengetahuan, keterampilan sosial, kemahiran teknis serta pengalaman,
2.      sehingga dia kompeten melakukan kewajiban dan tugas-tugas kepemimpinannya,
3.      mampu bersikap susila dan dewasa. Sehingga dia selalu bertanggung jawab secara etis/susila, mampu membedakan hal-hal yang baik dari yang buruk, dan memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Sikap ini adalah sikap bertanggung jaawab berdasarkan kebebasan pribadinya atau asas otonomi. Dan tanggung jawab moral itu menuntut kepada pemimpin agar dia terus-menerus memperbaiki segala sesuatu yang ada-baik yang ada pada diri sendiri, maupun yang ada di luar dirinya-supaya bisa lebih banyak ditegakkan unsur keadiln, kebahagiaan, kesejahteraan yang lebih merata.
4.      memiliki kemampuan mengontrol diri yaitu mengontrol emosi, pikiran, keinginan dan segenap perbuatannya, disesuaikan dengan norma-norma kebaikan. Sehingga memunculkan sikap moral yang baik dan bertanggung jawab.
5.      Selalu melandaskan diri pada nilai-nilai etis (kesusilaan, kebaikan). Sekaligus pemimpin juga harus mampu menciptakan nilai-nilai yang tinggi atau berarti. Nilai adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, sebagaimana telah dijelaskan pada sub-bab nilai kepemimpinan sebelumnya pada makalah ini.
6.      dikenai sanksi. Adanya norma perintah dan larangan yang harus ditaati oleh pemimpin demi kesejahteraan hidup bersama dan demi efisiensi organisasi, maka segenap tindakan dan kesalahan pemimpin itu dikontrol. Jadi ada kontrol diri dan kontrol sosial. Karena itu kesalahan-kesalahan harus segera dibetulkan pelanggaran-pelanggaran dihukum dan ditindak tegas.[9]
Berdasarkan pemaparan pendapat tentang etika kepemimpinan di atas, etika dalam kepemimpinan pendidikan Islam juga meliputi:
1.      harus bertanggung jawab
Tanggung jawab kepimpinan bukanlah sesuatu hal yang dapat dijalankan dengan mudah. Seorang pemimpin harus mengawali dengan membangun kesadaran dirinya bahwa kepadanya ada penanggungjawaban kepemimpinan. Penanggungjawaban kepemimpinan menjelaskan bahwa pemimpin telah diakui serta dipercayai sehingga ia menjadi pemimpin.
2.      Shiddiq, Amanah, Tabligh, Fatonah
Sebagaimana disebutkan dalam Q.S al-Ahzab ayat 21 yaitu:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.[10]
Sebagai pemimpin dalam sebuah organisasi khususnya lembaga pendidikan Islam, seharusnya mencontoh atau meneladani sifat, akhlak Nabi untuk dijadikan etika yang baik. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Nabi Muhammad memiliki akhlak dan sifat-sifat yang sangat mulia. Oleh karena itu hendaklah kita mempelajari sifat-sifat Nabi tersebut. Pertama, Shiddiq artinya benar atau jujur. Bukan hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga benar. Kedua, Amanah, artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Ketiga, Tabligh artinya menyampaikan. Menyampaikan kebenaran yang teradi kepada para anggotanya walaupun kebenaran itu pahit, tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggung. Keempat, Fatonah artinya cerdas artinya seorang pemimpin harus cerdas, baik dari segi intelektual, emosional maupun spiritual.
3.      menjaga perasaan orang lain
Sebagai seorang pemimpin dilarang seenaknya menyakiti perasaan orang lain baik anggotanya maupun masyarakat dalam arti luas.
4.      memecahkan masalah dengan rendah hati
Di dalam memecahkan masalah yang dihadapi, seorang pemimpin harus rendah hati di dalam mengatasinya. Tidak diperkenankan dengan tinggi hati atau emosi.
5.      menghindari pemaksaan kehendak, akan tetapi juga menghargai pendapat orang lain
6.      mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah
7.      menanggapi suatu masalah dengan cepat, dan sesuai dengan keahlian
8.      disiplin dan tepat waktu
9.      menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki
10.  menjaga kehormatan
Seorang pemimpin harus menjaga kehormatan dengan tidak melakukan perbuatan tercela karena semua perbuatannya menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya. Budaya lokal (Jawa) juga mengajarkan pemimpin harus menghindari 5 M (Mo Limo) yaitu maling (mencuri/ korupsi), madat  (narkoba), madon (main perempuan), main (berjudi) dan minum (mabuk alkohol). Setiap daerah atau suku bangsa memiliki rambu-rambu kehormatan yang tidak boleh dilanggar oleh seorang pemimpin.
11.  meningkatkan interaksi sosial
Kepemimpinan beretika akan selalu meningkatkan interaksi antara dirinya dengan semua orang yang terlibat bersamanya dalam sebuah tugas ataupun pekerjaan. Interaksi menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa semua orang yang terlibat bersama sang pemimpin tidak tersingkir oleh jarak komunikasi.
Etika kepemimpinan yang harus dimiliki seorang pemimpin pendidikan Islam tidak hanya terpaku pada semua yang disebutkan di atas, ada banyak sekali etika-etika baik yang mengandung nilai moral, sosial maupun religius.  Dengan demikian untuk menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, karena seorang pemimpin bukanlah sembarang orang. Seorang pemimpin harus memiliki nilai, etika dan tanggung jawab kepada orang yang dipimpinnya.
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin.[11]
Dengan kepemimpinan yang beretika maka akan tercipta keharmonisan dalam menjalin hubungan kerja dengan orang-orang dibawah kepemimpinannya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang nilai dan etika dalam kepemimpinan pendidikan Islam di atas, sebagai akhir dari makalah ini penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.        nilai kepemimpinan dalam pendidikan Islam artinya sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai norma dan nilai yang berlaku. Seperti nilai integritas dan moralitas, tanggung jawab, kebijaksanaan, keteladanan, keimanan dan lain sebagainya.
2.        Etika kepemimpinan dalam pendidikan Islam difungsikan sebagai penuntun bagi pemimpin dalam bersikap dan bertindak menjalankan kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Banyak sekali macam-macam etika kepemimpinan seperti siddiq, amanah, tabligh, fatonah sebagaimana etika kepemimpinan Rasulullah, tanggung jawab, dan semua tingkah laku yang berkaitan dengan nilai moral, sosial maupun religius.
Untuk menjadi seorang pemimpin wajib bagi dirinya untuk memiliki nilai dan etika dalam berorganisasi dan berinteraksi dengan orang yang dipimpinnya dan juga seorang pemimpin harus bertanggung jawab terhadap kewajibannya atau tugasnya serta terhadap yang dipimpinnya khususnya bagi kepemimpinan pendidikan Islam.



DAFTAR PUSTAKA
al-Bukhori, Abi Abdillah Muhammad bin Ismail. 2006. Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar Ibnu Katsir.
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: Jumanatul ‘Ali-Art.
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Kepemimpinan: Teori dan Aplikasi, The Right Man and The Right Place. Bandung: Alfabeta.
Kartini Kartono. 2009. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: RajaGrafindo PersadaText Box: 12.
Siagian, Sondang P. 2010. Teori & Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.




[1]U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 139.
[2]Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 783.
[3]Ibid., 437.
[4]Ibid., 755.
[5]Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan: Teori dan Aplikasi, The Right Man and The Right Place (Bandung: Alfabeta, 2012), 23-24. Baca Juga Sondang P.Siagian, Teori & Praktek Kepemimpinan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 29.
[6]Kartini Kartono,Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), 96.
[7]Tim Penyusun, Kamus.., 309.
[8]Kartini Kartono, Pemimpin..., 97.
[9]Kartini, Pemimpin..., 97-98.
[10]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah (Jakarta: Jumanatul ‘Ali-Art, 2005), 421.
[11]Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori, Shahih al-Bukhari (Beirut: Dar Ibnu Katsir, 2006), hadis ke 6605 kitab al-Ahkam.