LAPORAN PENYELENGGARAAN DAN APLIKASI TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN DI MTs NEGERI SUMBERBARU
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Teknologi
Pembelajaran
Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Fakhriyatus Shofa
Alawiyah
NIM. 084 9315 003
Dosen Pengampu:
Dr. Mashudi, M.Pd
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI
(PPs IAIN) JEMBER
Januari, 2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah
dan karunia-Nya sehingga laporan penyelenggaraan dan aplikasi teknologi
pembelajaran ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai tugas akhir
mata kuliah Teknologi Pembelajaran dari hasil kegiatan observasi di MTs N
Sumberbaru, Jember.
Namun
penulis menyadari laporan ini tidak dapat tersusun dan terselesaikan dengan
baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs. Syaiful
Anwar, M.Pd.I selaku kepala sekolah MTs N Sumberbaru
2.
Ibu Hj.Lilik
Habibah, S.Pd selaku kepala TU MTs N Sumberbaru yang berkenan memberikan ijin
untuk mengadakan observasi di madrasah tersebut.
3.
Ibu siti
Asiyah, S.Pd selaku guru mata pelajaran PKN yang telah bersedia menjadi objek
pengamatan sekaligus narasumber untuk observasi.
4.
Ibu Munfarida, S.Ag selaku guru mata pelajaran
Akidah Akhlak yang telah bersedia menjadi objek pengamatan sekaligus narasumber
untuk observasi.
5.
Ibu Maisaroh,
S.Pd.I selaku guru mata pelajaran al-Quran Hadis yang telah bersedia menjadi
objek pengamatan sekaligus narasumber untuk observasi.
6.
Ibu Mar’atul
Hasanah,S.Ag selaku guru mata pelajaran Fiqih yang telah bersedia menjadi objek
pengamatan sekaligus narasumber untuk observasi.
7.
Bapak
Zoedianto, M.Pd.I selaku WaKa Kurikulum yang telah bersedia menjadi narasumber
untuk observasi.
8.
Bapak Roni selaku
WaKa Kesiswaan yang telah bersedia menjadi narasumber untuk observasi.
9.
Ibu Risa, yang
telah bersedia menjadi narasumber untuk observasi.
10. Dr. Mashudi, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah teknologi pembelajaran
yang telah memberikan banyak bimbingan selama
Akhirnya, semoga Allah
SWT membalas semua kebaikan
bapak/ibu dan memberikan manfaat atas penulisan laporan ini. Amin.
Jember, 21 Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................
i
KATA
PENGANTAR..............................................................................
ii
DAFTAR
ISI.............................................................................................. iii
DAFTAR
TABEL..................................................................................... v
BAB I Pendahuluan...................................................................................
1
A. Latar Belakang.................................................................................
1
B. Rumusan Masalah............................................................................
2
C. Tujuan..............................................................................................
2
D. Langkah, Waktu dan Tempat Pelaksanaan......................................
2
BAB II Laporan
Penyelenggaraan Teknologi Pembelajaran................
3
A. Kawasan Desain...............................................................................
3
1.
Desain Sistem
Pembelajaran......................................................
3
2.
Desain Pesan..............................................................................
4
3.
Strategi
Pembelajaran.................................................................
4
4.
Karakteristik
Peserta Didik........................................................
5
B. Kawasan Pengembangan.................................................................
6
1.
Teknologi
Cetak.........................................................................
6
2.
Teknologi
Audiovisual...............................................................
7
3.
Teknologi
Berbasis Komputer....................................................
7
4.
Teknologi
Terintegrasi................................................................
8
C. Kawasan Pemanfaatan.....................................................................
8
1.
Pemanfaatan
Media...................................................................
8
2.
Difusi Inovasi.............................................................................
9
3.
Implementasi
dan Institusionalisasi...........................................
9
4.
Kebijakan dan
Regulasi.............................................................
10
D. Kawasan Evaluasi............................................................................
10
1.
Analisis
Masalah........................................................................
10
2.
Evaluasi Formatif
dan Sumatif..................................................
10
E. Kawasan Pengelolaan......................................................................
11
1.
Pengelolaan
Sumber Daya Manusia...........................................
11
2.
Pengelolaan
Informasi................................................................
11
3.
Peluang dan
Tantangan..............................................................
12
BAB III Pembahasan.................................................................................
13
A. Kawasan Desain...............................................................................
13
1.
Desain Sistem
Pembelajaran......................................................
13
2.
Desain Pesan..............................................................................
14
3.
Strategi
Pembelajaran.................................................................
15
4.
Karakteristik
Peserta Didik........................................................
15
B. Kawasan Pengembangan.................................................................
16
1.
Teknologi
Cetak.........................................................................
17
2.
Teknologi
Audiovisual...............................................................
18
3.
Teknologi
Berbasis Komputer....................................................
18
4.
Teknologi
Terintegrasi................................................................
19
C. Kawasan Pemanfaatan.....................................................................
19
1.
Pemanfaatan
Media...................................................................
20
2.
Difusi Inovasi.............................................................................
20
3.
Implementasi
dan Institusionalisasi...........................................
21
4.
Kebijakan dan
Regulasi.............................................................
22
D. Kawasan Evaluasi............................................................................
22
1.
Analisis
Masalah........................................................................
22
2.
Evaluasi Formatif
dan Sumatif..................................................
23
E. Kawasan Pengelolaan......................................................................
23
1. Pengelolaan
Sumber Daya Manusia...........................................
23
2. Pengelolaan
Informasi................................................................
24
3. Peluang dan
Tantangan..............................................................
24
BAB IV Penutup........................................................................................
25
Kesimpulan.........................................................................................
25
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
DAFTAR
TABEL
No
|
Uraian
|
Halaman
|
3.1
|
Data Kawasan Pengembangan di MTs N
Sumberbaru
|
16
|

PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Teknologi
pembelajaran merupakan teori dan praktik dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk
belajar.[1]
Teknologi pembelajaran kini tidak hanya sebatas sebagai sebuah alat akan tetapi
telah menjadi sebuah bidang kajian tersendiri yang memiliki tujuan untuk
merancang, mengembangkan, dan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Dengan
empat ciri utamanya yaitu menerapkan pendekatan sistem, menggunakan sumber
belajar, bertujuan meningkatkan kualitas belajar serta berorientasi pada
kegiatan instruksional individual.
Tidak hanya
teori teknologi pembelajaran juga merupakan praktik dalam lima kawasan
diantaranya adalah kawasan desain yang meliputi desain sistem
pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, karakteristik peserta didik,
kawasan pengembangan yang meliputi teknologi cetak, audiovisual,
berbasis komputer serta teknologi terintegrasi, kawasan pemanfaatan yang
meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi
serta kebijakan dan regulasi, kawasan pengelolaan yang meliputi pengelolaan
SDM, pengelolaan informasi, peluang dan tantangan, kawasan evaluasi yang
meliputi analisis masalah, evaluasi sumatif, evaluasi formatif. Adapun
penyelenggaraan dan aplikasi teknologi pembelajaran yang mencakup lima kawasan
ini tentu berbeda antara satu lembaga pendidikan satu dengan yang lain.
Contohnya saja
pada mata pelajaran PAI, dimana mata pelajaran tersebut di lembaga pendidikan
merupakan tonggak yang paling penting dalam tujuannya untuk membantu
memperbaiki akhlak peserta didik. Hari ini, tantangan yang dihadapi dalam PAI
sebagai sebuah mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan PAI bukan
hanya mengajarkan pengetahuan saja akan tetapi bagaimana mengarahkan peserta
didik agar memiliki akhlak mulia. Sama halnya di MTs N Sumberbaru, ada beberapa
kasus akhlak peserta didik yang menyimpang, sehingga untuk mengatasi hal itu
pihak lembaga memiliki kebijakan untuk memisahkan kelas antara peserta didik
laki-laki dan perempuan, selain kelas-kelas tersebut diklasifikasikan menjadi
kelas unggulan dan non-unggulan. Begitu pula dalam hal kurikulum, kelas VII
menggunakan K-13 sedangkan kelas VIII dan IX menggunakan KTSP kecuali mata
pelajaran agama kelas VIII menggunakan K-13.
Oleh karena
itu dalam tulisan ini penulis akan menyampaikan laporan penyelenggaraan dan
aplikasi teknologi pembelajaran di MTs N Sumberbaru yang terdiri dari lima
kawasan, semua akan dibahas dalam bab selanjutnya.
B.
Rumusan
Masalah
Dari pemaparan
di atas dapat kita ambil rumusan masalah yaitu: Bagaimana penyelenggaraan dan
aplikasi teknologi pembelajaran di MTsN Sumberbaru yang meliputi kawasan desain,
pengembangan, pemanfaatan, evaluasi, dan kawasan pengelolaan?
C.
Tujuan
Adapun tujuan
penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah teknologi
pembelajaran. Diharapkan dengan adanya laporan ini kita dapat memperoleh
wawasan tentang lima kawasan yang terdapat di dalam teknologi pembelajaran yang
meliputi kawasan desain, pengembangan, pemanfaatan, evaluasi, dan kawasan pengelolaan
sehingga dapat kita jadikan referensi ke depan sebagai tambahan pengetahuan
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
D.
Langkah, Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
Langkah
pelaksanaan dalam peneltian ini adalah pengumpulan data primer, pengurusan izin
observasi, melakukan observasi ke MTs N Sumberbaru. Pengumpulan data melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi, lalu menganalisis data dan kesimpulan. Waktu
penelitian dilaksanakan selama dua hari yaitu pada hari Senin-Selasa, tanggal
11-12 Januari 2016 di MTs N Sumberbaru.

LAPORAN
PENYELENGGARAAN DAN APLIKASI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Dalam bab ini,
penulis paparkan tentang laporan penyelenggaraan dan aplikasi teknologi
pembelajaran di MTs N Sumberbaru. Adapun data yang diperoleh dari lembaga
madrasah di atas adalah sebagai berikut:
A.
Kawasan Desain
Dari hasil
observasi dan wawancara yang telah dilakukan di MTs N Sumberbaru berikut ini
akan dipaparkan data tentang kawasan desain yaitu:
1.
Desain sistem pembelajaran
Terkait desain sistem pembelajaran, penulis
mengadakan observasi di MTsN Sumberbaru dan wawancara dengan beberapa guru
agama. Yang pertama yaitu bernama Ibu Mumfaridah selaku guru mata pelajaran
akidah akhlak. Dalam desain sistem pembelajaran sebagaimana tercantum dalam RPP
kelas VIII (lihat RPP pada bagian lampiran) beliau memaparkan kepada penulis
bahwa terkait penganalisaan atau proses perumusan apa yang akan dipelajari,
sebagaimana materi akidah akhlak semester genap kelas VIII yaitu “beriman
kepada Rasul Allah Swt”. Di dalam RPP dijelaskan bahwa kelas VIII menggunakan
kurikulum 2013, dan alokasi waktu pembelajaran selama 2x40 menit (2 jam
pelajaran). Dalam proses pembelajarannya, beliau memanfaatkan strategi tanya
jawab dan diskusi. Bahan-bahan yang digunakan adalah CD pembelajaran “iman
kepada Rasul Allah”, dengan alat berupa LCD/proyektor. Pada tahap evaluasi,
pertama teknik penilaian sikap spiritual dan sikap sosial dengan menggunakan
penilaian diri, dan teknik penilaian pengetahuan
yaitu dengan tes tulis, sedangkan teknik penilaian keterampilan menggunakan
unjuk kerja.[2]
Selengkapnya bisa dilihat pada bagian RPP di lampiran.

2.
Desain Pesan
Kegiatan menyampaikan pesan kepada peserta
didik oleh pihak lembaga MTsN Sumberbaru dilakukan dengan menggunakan bahan,
alat, teknik dalam lingkungan madrasah itu sendiri. Secara umum, berdasarkan hasil
observasi penulis, di sepanjang dinding madrasah baik dinding kelas, ruang guru
terdapat kertas-kertas “tempelan” yang berisi kata-kata bijak, nasihat dan
gambar-gambar yang menarik dan berisi pesan-pesan pembelajaran kepada peserta
didik. Seperti misalnya di dinding belakang musholla (dinding yang menghadap
parkiran sepeda motor siswa) terdapat “tempelan” atau poster kata bijak seperti
berbunyi “Jika kita berusaha, berusaha dengan baik dan selalu berprasangka
baik. Maka Allah pun akan memberikan semua yang terbaik”, selain itu di atas
pintu kamar mandi siswa baik putra maupun putri terdapat “tempelan” doa sebelum
masuk dan setelah keluar kamar mandi.[4]
Begitu pula di masing-masing kelas, banyak
sekali desain pesan pembelajaran disampaikan melalui gambar-gambar secara
visual. Ketika penulis mengadakan observasi di salah satu kelas VII, disana
terdapat beberapa kata bijak, peta Indonesia, gambar-gambar/potret pahlawan.
Ibu Mumfaridah juga mengatakan bahwa ia kerap
kali menayangkan sebuah video dalam pembelajarannya sebagai pengembangan sikap
dan pembentukan konsep. Pada umumnya video tersebut sebagai motivasi dan suri
tauladan (jika video itu berisi tentang biografi seseorang).[5]
3.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah spesifikiasi
untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar dalam suatu mata
pelajaran. Berikut ini adalah data wawancara dengan beberapa guru di MTs N Sumberbaru
terkait strategi yang dipakai ketika pembelajaran mereka. Pertama, Ibu
Siti Asiyah mengatakan bahwa dalam pembelajarannya beliau menggunakan strategi
ceramah, tanya jawab, terkadang pula menggunakan video, tergantung materi yang
akan disampaikan.[6]
Kedua, Ibu Maisaroh, selain menggunakan strategi ceramah, beliau juga
menggunakan strategi demonstrasi, seperti misalnya materi tentang al-Quran,
beliau terlebih dahulu membacakan kemudian diikuti oleh peserta didik.[7]
Ketiga, dalam mata pelajaran Fiqih, Ibu Mar’atul Hasanah lebih banyak
menggunakan strategi seperti diskusi, short card, ceramah, juga
demonstrasi.[8]
Kesemuanya itu tidak terlepas dari materi yang akan disampaikan, maka akan
disesuaikan dengan strategi pembelajarannya.
4.
Karakteristik Peserta Didik
Adapun mengenai karakteristik peserta didik di
MTsN Sumberbaru, berikut ini data wawancara dengan beberapa pihak sekolah. Yang
pertama oleh Waka Kurikulum, Bapak Zoedianto mengatakan:
“Madrasah
memiliki 15 ruang belajar. kelas VII-IX masing-masing terdiri lima kelas. Kami
mulai memisah antara murid laki-laki dan perempuan sudah kurang lebih selama
tiga tahun. Hal ini bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Akan tetapi khusus kelas unggulan yaitu kelas A baik kelas VII, VIII maupun IX
tidak ada pemisahan antara murid laki-laki dan perempuan. Karena asumsi
kita mereka tidak akan berpikiran untuk berbuat hal-hal yang tidak diinginkan.”[9]
Pada waktu yang sama Bapak Roni selaku Waka
Kesiswaan mengatakan bahwa prosentase siswa di madrasah ini antara jenis
kelamin laki-laki dan perempuan lebih banyak siswa berjenis kelamin perempuan.[10]
Juga berdasarkan hasil observasi penulis di kelas VIIC, kelas putri, bahwa
terbanyak adalah siswi berusia 12 tahun, meskipun ada beberapa yang berumur 11,
13 bahkan 14 tahun. Dan juga di kelas ini cenderung lebih banyak peserta didik
yang tingkat pendidikannya berasal dari sekolah dasar (SD) daripada Madrasah
Ibtidaiyah (MI).[11]
Ibu Siti Asiyah mengatakan bahwa: “Murid-murid
disini berbeda sekali kemampuannya. Antara yang unggulan dan non-unggulan. Jika
yang unggulan mudah sekali mengatasinya. Jika yang non-unggulan, saya harus
lebih ekstra lagi dalam menjelaskan materi”.[12]Ibu
Mumfaridah selaku guru mata pelajaran Akidah Akhlak juga mengatakan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara murid yang unggulan dan non-unggulan. Juga
antara kelas yang hanya terdiri dari laki-laki saja ataupun perempuan saja.[13]
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Maisaroh selaku guru mata pelajaran
al-Quran Hadis yang mengatakan bahwa karakteristik siswa yang berada di kelas
unggulan dan tidak sangat berbeda. Bisa dikatakan “susah” ketika harus mengajar
di kelas yang berada di kelas C, D maupun E. Begitu juga kelas yang laki-laki
sangat berbeda karakternya dengan perempuan. Siswa laki-laki cenderung lebih
banyak mengobrol.[14]
Hal ini diperkuat oleh Ibu Mar’atul Hasanah selaku guru mata pelajaran Fiqih
yang mengatakan bahwa ada perbedaan tingkat kognitif yang signifikan antara
murid di kelas unggulan dengan yang non-unggulan.[15]
B.
Kawasan
Pengembangan
Dari hasil
wawancara yang telah dilakukan di MTs N Sumberbaru dapat diperoleh data tentang
kawasan pengembangan sebagai berikut:
1.
Teknologi Cetak
Ibu Siti
Asiyah selaku guru mata pelajaran PKN mengatakan bahwa dalam pembelajaran di kelas
beliau menggunakann buku teks dan buku lembar kerja siswa (LKS). Beliau
mengajar di 12 kelas, dan semuanya menggunakan buku.[16]
Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Mumfaridah selaku guru mata pelajaran
akidah akhlak. Beliau mengajar di seluruh kelas yang berjumlah 15 kelas dan
dalam proses pembelajarannya, semuanya menggunakan buku. Baik buku siswa,
maupun buku guru yang diterbitkan oleh Kementrian Agama bagi yang mengikuti
kurikulum 2013 (untuk kelas VII dan VIII) serta menggunakan buku pendukung
yaitu LKS serta buku teks yang berkaitan dengan akidah akhlak yaitu misalnya
dari penerbit PT.Grafindo. Begitu pula dengan Ibu Maisaroh selaku guru mata
pelajaran al-Quran hadis yang menggunakan buku teks, seperti halnya ibu
Mumfaridah dan guru-guru agama lain (juga Ibu Mar’atul Hasanah) disana. Serta
sebagai buku pokok dalam pembelajarannya al-Quran Hadis, beliau juga
menggunakan kitab suci al-Quran.[17]
2.
Teknologi Audiovisual
Penggunaan
teknologi audiovisual di MTsN Sumberbaru, sebagaimana hasil wawancara dengan
dua orang guru agama yaitu pertama, Ibu Mumfaridah mengatakan bahwa penggunaan
teknologi audiovisual disesuaikan dengan materi pelajaran. Dan penggunaannya
pun terbatas pada kelas unggulan saja. Karena memang LCD/proyektor hanya ada di
kelas-kelas unggulan (kelas A). Begitu juga dengan ibu Mar’atul Hasanah juga
melakukan hal yang sama. Ada satu hal yang penting diketahui, menurut beliau
berdua bisa saja menggunakan LCD/proyektor untuk alat bantu pembelajaran di
kelas non-unggulan dengan cara bertukar tempat dengan kelas yang unggulan juga
guru yang sedang mengajar di kelas unggulan bersedia bertukar tempat.[18]
3.
Teknologi Berbasis Komputer
Dalam
pembelajaran agama, berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis di MTsN
Sumberbaru dengan tiga orang guru mata pelajaran agama dan satu orang guru mata
pelajaran umum, semuanya tidak ada yang menggunakan teknologi berbasis komputer
dalam proses pembelajarannya.[19]
4.
Teknologi Terintegrasi (Multimedia)
Sama halnya
dengan teknologi berbasis komputer, teknologi terintegrasi atau terpadu sebagai
media pembelajaran di MTsN sumberbaru masih belum teraplikasi secara maksimal.
Karena fasilitas berupa proyektor/LCD hanya ada di kelas-kelas yang bersifat
unggulan saja.[20]
C.
Kawasan
Pemanfaatan
Pemanfaatan
adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Kawasan
pemanfaatan ini terdiri dari pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi
dan institusionalisasi serta kebijakan dan regulasi.
1.
Pemanfaatan Media
Adapun
pemanfaatan media di MTs N Sumberbaru terkait dengan pemanfaatan media video
dalam kegiatan pembelajaran dalam situasi kelas, Seperti Ibu Mumfaridah kerap
kali menggunakannya sebagai alat bantu pembelajaran. Dengan memanfaatkan video
ini, pesan-pesan pembelajaran dapat tersampaikan kepada peserta didik. Selain
itu, pemanfaatan media proyektor atau LCD di kelas unggulan dalam proses
pembelajaran. Dimana ketika pembelajaran di kelas non-unggulan ingin
memanfaatkan LCD itu maka harus bertukar tempat dengan kelas unggulan. Karena
terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana yang ada.[21]
Sedangkan pemanfaatan komputer dan jaringan internet dalam kegiatan
pembelajaran masih kurang. Karena berdasarkan hasil observasi penulis di MTs N
Sumberbaru, dari keempat guru mata pelajaran yang diwawancarai, tak satupun
yang memanfaatkan laboratorium komputer beserta jaringan internetnya dalam
proses pembelajaran.[22]
2.
Difusi dan Inovasi
Kaitannya
dengan difusi inovasi, MTsN Sumberbaru melakukan suatu inovasi yang jarang
sekali dilakukan oleh lembaga pendidikan negeri. terkait pemisahan kelas antara
peserta didik berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan sejak kurang lebih
tiga tahun terakhir. Hal ini diungkapkan oleh waka kurikulum Bapak Zoedianto sebagaimana
penulis cantumkan hasil wawancara dengan beliau pada halaman 5 sebelumnya.
Selain itu inovasi yang dilakukan adalah dengan membangun musholla sebagai
sarana pembelajaran ibadah peserta didik. Juga terkait dengan kegiatan
ekstrakurikuler seperti drumband, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Atomika (Pembinaan
olimpiade bidang studi), pembinaan seni dan beberapa kegiatan ekstrakurikuler
lain yang diperbarui sejak lima tahun terakhir.[23]
3.
Implementasi dan Institusionalisasi
Setelah adanya
difusi dan inovasi, barulah implementasi dan institusionalisasi. Mengenai hal
ini, penulis mengadakan wawancara dengan pegawai perpustakaan yaitu Ibu Risa,
beliau mengatakan bahwa “Perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar di
MTs N Sumberbaru sengaja dirancang untuk membantu guru dan peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya perpustakaan, peserta didik dengan
mudah memanfaatkan buku-buku yang ada sebagai sarana penunjang pembelajaran.”[24]
Ibu Lilik menambahkan, “laboratorium komputer sebagai sumber belajar yang
lain juga memberikan sarana bagi peserta didik khususnya tentang mata pelajaran
yang berhubungan dengan komputer.”[25]
Tahap implementasi pusat sumber belajar ini adalah tahap aplikasi atau
pendayagunaan pusat sumber belajar itu sendiri. Bapak Zoedianto menambahkan
bahwa “musholla dijadikan sumber belajar khususnya pembelajaran agama,
seperti shalat Dhuha berjamaah, disini pembelajarannya gantian. Jika hari ini
peserta didik laki-laki yang shalat dhuha, maka besok hari adalah peserta didik
perempuan. Akan tetapi shalat Dhuhur berjamaah wajib untuk semua”.[26]
4.
Kebijakan dan Regulasi
Terkait dengan
kebijakan dan regulasi di MTs N Sumberbaru, berdasarkan observasi penulis bahwa
salah satu kebijakan lembaga adalah memisahkan kelas antara peserta didik
laki-laki dan perempuan.[27]
Jika dikaitkan dengan kebijakan dan regulasi berkenaan dengan teknologi
pembelajaran, selama melakukan observasi di lembaga yang bersangkutan penulis tidak
mendapatkan data terkait dengan kebijakan dan regulasi.
D.
Kawasan
Evaluasi
1.
Analisis Masalah
Sebagaimana
dipaparkan hasil wawancara dengan Bapak Zoedianto sebelumnya bahwa pemisahan
kelas antara peserta didik berjenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah
solusi terhadap masalah terkait adanya kasus perilaku peserta didik yang kurang
baik sehingga diambillah kebijakan pemisahan kelas antara peserta didik
laki-laki dan perempuan.[28]
2.
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Sedangkan
evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan di MTs N Sumberbaru adalah tergantung
dari tingkatan kelas dan kurikulum yang dipakai (tentang kurikulum telah
dibahas sebelumnya). Adapun evaluasi yang dilakukan adalah ujian tengah
semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Dalam pembelajaran evaluasi
dilakukan setelah tuntas per BAB. Hal ini sebagaimana dipaparkan Ibu Siti
Asiyah bahwa: “Dalam pembelajaran PKN, evaluasi saya laksanakan setelah per
BAB dan remidi dilaksanakan satu kali”.[29]Begitu
juga Ibu Mumfaridah mengadakan evaluasi dengan berbagai cara seperti unjuk
kerja, tes tulis (baca: ulangan).[30]
Ibu Mar’atul Hasanah selaku guru mata pelajaran fiqih mengatakan bahwa evaluasi
dalam pembelajaran beliau menggunakan evaluasi secara tertulis seperti ulangan
harian, tugas individu, selain tertulis juga terdapat evaluasi berupa ujian
praktek. Karena menurut beliau inti dari mata pelajaran fiqih adalah praktek.[31]
E.
Kawasan
Pengelolaan
Kawasan
pengelolaan adalah pengendalian teknologi pembelajaran melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Adapun kawasan pengelolaan
meliputi pengelolaan sumber daya informasi. Terkait kawasan pengelolaan di MTsN
Sumberbaru, Penulis tidak bertemu langsung dengan Bapak Kepala madrasah, Bapak
Saiful Anwar (mengenai Bapak Saiful Anwar, beliau merupakan PLT dari Bapak
Kepala sekolah sebelumnya yaitu Bapak Ali Hasan yang telah pensiun kurang lebih
selama dua bulan yang lalu. Beliau sendiri merupakan salah satu kepala madrasah
tsanawiyah di Umbulsari). Pada saat penulis mengadakan penelitian di lokasi penelitian
beliau berhalangan hadir. Sebagai wakilnya penulis mengadakan wawancara secara
singkat mengenai kawasan pengelolaan dalam teknologi pembelajaran ini dengan
kepala bagian tata usaha Ibu Lilik Habibah.[32]
1.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
(Manajemen SDM)
Berkenaan dengan sumber daya manusia yang ada
di MTsN Sumberbaru, Ibu Lilik menyatakan kepada penulis sambil menunjuk papan
informasi bahwa “jumlah pegawai disini 36 orang. 23 diantaranya sudah PNS. 4
orang lainnya pegawai, 4 orang lain adalah GTT serta 4 orang lain adalah PTT”.[33]
2.
Pengelolaan Informasi (Manajemen
Informasi)
Sedangkan mengenai sumber belajar yang ada di
madrasah, Ibu Lilik menyatakan bahwa setidaknya terdapat empat tempat yang
dijadikan sebagai sumber belajar selain kelas itu sendiri diantaranya ada
laboratorium IPA, laboratorium komputer (dengan fasilitas Wi-Fi) serta
perpustakaan sebagai sarana sumber belajar.[34]
Ibu Risa selaku pegawai perpustakaan juga mengatakan bahwa perpustakaan kerap
sekali dijadikan tempat penggalian informasi peserta didik. Beberapa guru
menugaskan peserta didiknya untuk pergi ke perpustakaan dan mencari materi yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari saat itu.[35]
3.
Peluang dan Tantangan
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Ibu
Lilik tentang peluang peserta didik masuk cukup besar. Seperti sekolah atau
madrasah pada umumnya, disini juga menyebarkan brosur penerimaan peserta didik
baru, dan mereka lebih banyak berasal dari Sekolah Dasar (SD), sedikit sekali yang
berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI).[36]
Selain itu tantangan yang dihadapi sekolah ini sebagaimana diungkapkan Ibu
Mar’atul Hasanah kepada penulis bahwa “karena madrasah kita terletak di
desa, dan juga faktor kesadaran orang tua dari peserta didik akan pendidikan
yang masih rendah menjadi tantangan sendiri bagi kami, pihak madrasah. Banyak
dari mereka berkata “anak saya apa katanya bapak/ibu guru di sekolah”. Padahal
pendidikan anak tak melulu tugas sekolah, yang paling penting adalah bagaimana
mereka aplikasikan di lingkungan rumah. Seperti misalnya, solat berjamaah, kami
disini mengajarkan setiap hari solat jamaah, akan tetapi ketika kami tanya
kepada anak-anak apakah mereka solat jamaah di rumah, kebanyakan dari mereka
menjawab tidak pernah jamaah bahkan ada juga yang tidak solat.”[37]Ibu
Mumfaridah mengatakan “Peluang pembelajaran akidah akhlak adalah untuk
meperbaiki akhlak siswa agar lebih baik. Pertanyaan “siapa guru akidah
akhlaknya” akan terdengar ketika ada beberapa anak yang melakukan akhlak
tercela. Itulah tantangan saya sebagai guru akidah akhlak”[38]

PEMBAHASAN
Pada bab ini
akan dipaparkan tentang pembahasan yaitu analisis penulis terhadap situasi
nyata di MTs N Sumberbaru dengan dikaitkan oleh teori dasar kelima kawasan
teknologi pembelajaran.
A.
Kawasan Desain
Kawasan
pertama yang terdapat di dalam teknologi pembelajaran adalah kawasan desain
atau perancangan yang mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur
dalam melakukan perencanaan atau mendesain suatu program atau kegiatan
pembelajaran yang dilakukan secara sistemis dan sistematis. Kawasan desain ini
meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktik, yaitu:
1.
desain sistem pembelajaran
Desain sitem pembelajaran yaitu prosedur yang
terorganisasi dan sistematis untuk: (a) penganalisaan (proses perumusan apa
yang akan dipelajari), (b) perancangan (proses penjabaran bagaimana cara
mempelajarinya), (c) pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi
bahan-bahan belajar), (d) pelaksanaan atau aplikasi (pemanfaatan bahan dan
strategi), (e) penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).[39]
|
Terkait dengan hal ini, berdasarkan hasil temuan di lokasi
penelitian, penulis mengambil salah satu contoh mata pelajaran akidah akhlak
yang diampu oleh Ibu Mumfaridah. Beliau menganalisa, merancang, mengembangkan
mengaplikasikan serta melakukan penilaian di kelas VIIIA sebagaimana tercantum
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terlampir. Oleh karena itu,
tindakan Ibu Mumfaridah kaitannya dengan desain sistem pembelajaran sudah
sesuai dengan teori teknologi pembelajaran yang tercantum dalam buku Bambang
Warsita yang menyatakan bahwa dalam desain sistem pembelajaran harus terdiri
dari prosedur yang sistematis yang meliputi analisa atau merumuskan materi apa
yang akan dipelajari, kemudian merancang dengan membuat RPP, setelah itu
mengembangkan dengan membuat bahan-bahan belajar, dan mengaplikasikan di dalam
kelas, dalam hal ini adalah kelas VIIIA yang kemudian mengadakan penilaian
dalam pembelajarannya. Sedangkan mengenai kurikulum, sebagaimana dipaparkan di
bab sebelumnya bahwa di lembaga MTs N Sumberbaru untuk kelas VII menggunakan
kurikulum 2013, sedangkan untuk kelas VIII dan IX menggunakan KTSP.
2.
desain pesan
Berdasarkan hasil temuan di lokasi penelitian
kegiatan menyampaikan pesan kepada peserta didik oleh pihak lembaga madrasah
dilakukan dengan menggunakan bahan, alat, teknik dalam lingkungan madrasah itu
sendiri seperti tidak hanya di penjuru dinding ruangan di sekolah, juga di
dalam kelas terdapat sesuatu yang bersifat visual yang bertujuan menyampaikan
pesan pembelajaran kepada peserta didik. Tidak hanya itu, dalam proses kegiatan
belajar mengajar juga ada guru yang menggunakan video dalam pembelajarannya
sebagai pengembangan sikap dan pembentukan konsep. Tentu hal ini telah sesuai
dengan konsep tentang desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk
fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap. Desain
pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti: bahan visual, urutan, halaman,
dan layar secara terpisah.[40]
Dalam hal ini pengirimnya adalah pihak madrasah dan penerimanya adalah peserta
didik, desain pesan di lembaga ini adalah berupa bahan visual dan layar secara
terpisah. Desain pesan di MTs N Sumberbaru ini juga sesuai dengan teori Dewi
Salma yang mengatakan bahwa desain pesan harus berorientasi pada peserta didik.[41]
3.
strategi pembelajaran
Dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia, strategi diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.[42]
Dalam buku Warsita disebutkan bahwa strategi pembelajaran merupakan proses
memilih dan menyusun kegiatan pembelajaran dalam suatu unit pembelajaran
seperti urutan, sifat materi, ruang lingkup materi, metode, dan media yang
paling sesuai untuk mencapai kompetensi pembelajaran.[43]
Berdasarkan
hasil temuan di lokasi penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat dua
strategi pembelajaran yang diterapkan, pertama strategi primer yaitu strategi
ceramah. Kedua, strategi sekunder seperti tanya jawab, pemanfaatan video,
demonstrasi, diskusi, short card, yang mana semua itu tidak terlepas
dari materi yang akan disampaikan. Hal ini sesuai sebagaimana teori tentang
strategi pembelajaran yang mana diaplikasikan tergantung pada situasi belajar,
sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki.
4.
karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik yaitu
aspek latar belakang pengalaman peserta didik yang mempengaruhi terhadap
efektivitas proses belajarnya. Karakteristik peserta didik mencakup keadaan
sosio-psikio-fisik peserta didik. Secara psikologis yang perlu mendapat perhatian
dari karakteristik peserta didik yaitu berkaitan dengan kemampuannya, baik yang
bersifat potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya seperti sikap,
emosi, motivasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.[44]
Berdasarkan hasil temuan di lokasi penelitian
bahwa karakteristik peserta didik disana berdasarkan jenis kelamin secara
keseluruhan lebih banyak peserta didik berjenis kelamin perempuan. Sedangkan
karakter berupa usia penulis mengambil sampel kelas VIIC yang mayoritas peserta
didik berusia 12 tahun dan tingkat pendidikan sebelumnya mayoritas berasal dari
SD daripada MI. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa analisis
karakteristik peserta didik merupakan suatu pendekatan psikologis dalam rangka
menggambarkan keadaan peserta didik. Karakter yang dimiliki dapat berupa usia,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengalaman, pengalaman
yang relevan, persepsi, kebutuhan yang dirasakan dan berbagai
kemungkinan yang lain terkait dengan peserta didik.
B.
Kawasan
Pengembangan
Kawasan
teknologi pembelajaran berikutnya adalah pengembangan yang berarti proses
penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan
berakar pada produksi media. Melalui proses yang bertahun-tahun perubahan dalam
kemampuan media ini berakibat pada perubahan kawasan. Walaupun perkembangan
buku teks dan alat bantu pembelajaran yang lain (teknologi cetak) mendahului
film, namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah dari gerakan audiovisual
ke era teknologi pembelajaran sekarang ini.[45]
Di dalam
kawasan pengembangan terdapat keterkaitan antara teknologi dan teori yang
mendorong terhadap desain pesan maupun strategi pembelajarannya. Pada dasarnya
kawasan ini terjadi karena: (1) pesan yang didorong oleh isi, (2) strategi
pembelajaran yang didorong oleh teori, (3) manifestasi fisik dari teknologi
perangkat keras, lunak dan bahan pembelajaran.[46]Kawasan
ini meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi
berbasis komputer dan teknologi terpadu. Dari hasil wawancara yang telah
dilakukan di MTs N Sumberbaru dapat diperoleh data tentang kawasan pengembangan
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Data Kawasan Pengembangan di MTs N Sumberbaru
No
|
Teknologi
|
Penggunaan
|
1
|
Teknologi cetak
|
Maksimal
|
2
|
Teknologi audio visual
|
Cukup maksimal
|
3
|
Teknologi berbasis komputer
|
Kurang maksimal
|
4
|
Teknologi terintegrasi/terpadu
|
Kurang maksimal
|
Dari data yang diperoleh dapat peneliti ketahui bahwa perbedaan
penggunaan teknologi terlihat sangat jelas bahwa pada penggunaan teknologi
cetak penggunaannya sangat maksimal, penggunaan teknologi audio visual cukup maksimal karena pada umumnya untuk
materi pelajaran pendidikan Agama Islam penggunaan teknologi ini diperlukan
ketika materi berhubungan dengan akidah akhlak ataupun Fiqih, sedangkan
penggunaan teknologi berbasis komputer dan teknologi terintegrasi atau terpadu
masih kurang maksimal, karena fasilitas berupa proyektor/LCD hanya ada di
kelas-kelas yang bersifat unggulan (baca: kelas VIIA, VIIIA, IXA).
1.
Teknologi Cetak
Adalah cara untuk memproduksi atau
menyampaikan bahan, seperti buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama
melalui pencetakan mekanis atau fotografis.[47]
Selain itu, bahan lain yang digolongkan ke dalam istilah “cetak”, misalnya fotocopy
atau hasil produksi sendiri. Meskipun akhir-akhir ini masyarakat khususnya
lembaga pendidikan banyak tertarik oleh dunia elektronik modern, akan tetapi
teknologi cetak tidak akan ditinggalkan sebagai sarana pembelajaran, karena
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa peranannya yang sangat penting.
Adapun pengembangan teknologi cetak
di MTs N Sumberbaru berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis adalah
sangat maksimal. Secara umum semua mata pelajaran baik ilmu agama maupun ilmu
umum menggunakan teknologi cetak dalam proses pembelajarannya. Seperti
penggunaan buku-buku teks yang diterbitkan oleh Kementrian Agama (baik buku
guru dan buku siswa), Lembar Kerja Siswa (baca: LKS) maupun buku-buku teks
penunjang lain yang berkaitan dengan isi mata pelajaran. Selain itu, di sekolah
ini di setiap dinding di segala penjuru terdapat “tempelan-tempelan” semacam
poster yang berisi doa-doa, kata-kata bijak/nasihat-nasihat baik. Semua ini
merupakan salah satu pengembangan teknologi cetak.
2.
Teknologi Audiovisual
Teknologi ini merupakan cara
memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronik
untuk menyajikan pesan-pesan audio maupun visual. Teknologi ini disebut juga video
karena dalam proses pembelajarannya menggunakan perangkat keras yang melibatkan
audio maupun visual.[48]
Adapun pengembangan teknologi
audiovisual berdasarkan observasi dan wawancara penulis dengan sejumlah guru
mata pelajaran adalah cukup maksimal. Dari empat guru mata pelajaran yang
diobservasi, tiga diantaranya menggunakan teknologi audiovisual dalam
pembelajarannya. Akan tetapi, penggunaan teknologi ini hanya sebatas pada kelas
unggulan saja. Karena pada kenyataannya memang sarana berupa proyektor hanya
terdapat di kelas unggulan saja (kelas VIIA, VIIIA, IXA). Adapun kelas
non-unggulan jika akan menggunakannya maka harus bertukar tempat dengan kelas
yang ada sarana tersebut, harus ada konfirmasi terlebih dahulu dengan guru
kelas yang sedang mengadakan pembelajaran di kelas unggulan, jika berkenan
bertukar tempat maka penggunaan teknologi audiovisual dapat dilaksanakan.
3.
Teknologi Berbasis Komputer
Merupakan cara-cara memproduksi dan
menyampaikan bahan belajar dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada
mikroprosesor dan menampilkannya pada peserta didik dengan layar monitor. Di
Indonesia pembelajaran berbasis komputer ini memiliki ragam aplikasi seperti Computer
Based Instruction (CBI), Computer Assisted Instruction (CAI), atau Computer
Managed Instruction (CMI), Instructional Application of Computers
(IAC), Instruction Assisted Learning (IAL).[49]
Adapun teknologi berbasis komputer
dalam penggunaannya dan pengembangannya di MTsN Sumberbaru dapat dikatakan
kurang maksimal. Karena penggunaan media selain guru juga harus paham dalam
penggunaannya juga keterkaitan isi pembelajaran dengan media yang digunakan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan keempat guru disana,
semuanya tidak ada yang menggunakan atau memanfaatkan teknologi berbasis
komputer dalam pembelajarannya, meskipun di lembaga tersebut telah tersedia
sumber belajar berupa laboratorium komputer. Hal ini amat disayangkan karena
pengembangan teknologi disana hanya berkutat pada teknologi cetak saja, hal ini
berlaku baik guru mata pelajaran agama maupun guru mata pelajaran umum
terkecuali pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
memang pada dasarnya dalam pembelajarannya menggunakan komputer.
4.
Teknologi Terpadu
Multimedia atau teknologi terpadu
merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan belajar dengan
memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Keunggulan dari
teknologi ini adalah adanya interaktivitas peserta didik yang tinggi dengan
berbagai sumber belajar. Teknologi ini menggabungkan dan mensinergikan media
yang terdiri dari teks, grafis, foto, video, animasi, musik, narasi dan
interaktivitas peserta didik yang diprogram berdasarkan teori dan prinsip
pembelajaran.[50]
Sama halnya dengan pengembangan
teknologi berbasis komputer sebelumnya bahwa pengembangan teknologi multimedia
atau terpadu di MTs N Sumberbaru dapat dikatakan sangat kurang atau kurang
maksimal.
C.
Kawasan
Pemanfaatan
Domain ketiga dalam teknologi pembelajaran adalah kawasan
pemanfaatan. Pemanfaatan adalah tindakan menggunakan metode dan model instruksional,
bahan dan peralatan media untuk meningkatkan suasana pembelajaran.
1.
Pemanfaatan Media
Adapun
pemanfaatan media di MTs N Sumberbaru dapat dikatakan cukup maksimal karena
beberapa guru sudah menggunakan media video dalam pembelajarannya di dalam kelas.
Perlu diketahui bahwa, dalam merencanakan pemanfaatannya ada beberapa hal yang
harus dipertimbangkan yaitu tujuan yang ingin dicapai, materi pembelajaran yang
mendukung tercapainya tujuan, serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk
mencapai tujuan.
Pemanfaatan
komputer dan jaringan internet dalam kegiatan pembelajaran masih dirasa kurang,
hal ini berdasarkan wawancara dengan empat guru mata pelajaran berbeda. Dari
mereka tak satupun yang memanfaatkan laboratorium komputer beserta jaringan
internetnya dalam proses pembelajaran. Hal ini tentu bisa saja terjadi
mengingat Erickson dan Curl dalam Warsita mengatakan bahwa untuk memanfaatkan
media pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti apakah
materinya penting dan berguna bagi peserta didik?, apakah dapat menarik minat
peserta didik untuk belajar?, apakah ada kaitannya dengan tujuan yang hendak
dicapai?, dan seterusnya.[51]
Jadi, setiap
sekolah atau madrasah harus mampu memanfaatkan alternatif teknologi yang
tersedia tanpa meninggalkan perhatian atas empat aspek penting dari teknologi
tersebut yaitu: a)aksebilitas, b) biaya, c) efektivitas dalam fungsi
pembelajaran, d) kemampuan teknnologi untuk mendukung interaktivitas antara
peserta didik dan tenaga pendidik.
2.
Difusi Inovasi
Dalam konteks
teknologi pembelajaran, inovasi mengacu pada pemanfaatan teknologi canggih,
baik perangkat lunak maupun perangkat keras dalam proses pembelajaran.[52]
Tujuan utama aplikasi teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran, efektivitas dan efisiensi. Metode dan strategi pembelajaran juga
merupakan sebuah inovasi dalam pembelajaran.
Terkait dengan
hal tersebut, berbicara inovasi di MTsN Sumberbaru, berdasarkan analisis
penulis inovasi pemanfaatan teknologi canggih hanya meliputi jaringan WiFi
sebagai sarana pembelajaran. Sedangkan metode dan strategi pembelajarannya
belum ada pembaharuan. Akan tetapi jika dikaitkan dengan inovasi secara umum,
lembaga ini sudah mengadakan inovasi seperti pemisahan kelas antara peserta
didik yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, yang mana hal ini sangat
jarang kita temui di lembaga pendidikan negeri khususnya di Jember. Hal ini
dilakukan untuk mencegah perbuatan yang kurang baik antara peserta didik
laki-laki dan perempuan mengingat pernah ada kasus terkait yang pernah terjadi
di lembaga tersebut. Menurut penulis hal ini merupakan inovasi paling baik,
mengingat Islam sangat menjunjung tinggi perbuatan atau akhlak mahmudah dari
setiap manusia khususnya peserta didik kita.
3.
Implementasi dan Institusionalisai
Setelah adanya
difusi dan inovasi, barulah implementasi dan institusionalisasi. Yaitu
penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya
(bukan tersimulasikan).[53]
Terkait dengan hal ini, perpustakaan, musholla serta laboratorium baik komputer
maupun IPA sebagai sumber belajar di MTs N Sumberbaru sengaja dirancang untuk
membantu guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tahap
implementasi pusat sumber belajar ini adalah tahap aplikasi atau pendayagunaan
pusat sumber belajar itu sendiri. Dengan adanya perpustakaan, musholla serta
laboratorium, peserta didik dengan mudah memanfaatkan buku-buku,
fasilitas-fasilitas yang ada disana ya sebagai sarana penunjang pembelajaran.
4.
Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan
regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat yang mempengaruhi
penyebaran (difusi) dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan
peraturan pemerintah mempengaruhi pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi
biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi. Seperti hukum hak cipta
yang dikenakan pada pengguna teknologi, baik untuk teknologi cetak, teknologi
audiovisual, teknologi berbasis komputer, maupun teknologi terpadu atau
multimedia. Terkait dengan kebijakan dan regulasi di MTs N Sumberbaru,
berdasarkan observasi penulis bahwa salah satu kebijakan lembaga adalah
memisahkan kelas antara peserta didik laki-laki dan perempuan.[54]
Jika dikaitkan dengan kebijakan dan regulasi berkenaan dengan teknologi
pembelajaran, selama melakukan observasi di lembaga yang bersangkutan penulis
tidak mendapatkan data terkait dengan kebijakan dan regulasi.
D.
Kawasan
Evaluasi
Evaluasi atau penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya
pembelajaran dan belajar yang mencakup analisis masalah, evaluasi formatif dan
sumatif.[55]
Berdasarkan teori ini berikut hasil temuan di lokasi penelitian:
1.
Analisis masalah mencakup cara
penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan
informasi dan pengambilan keputusan. Berdasarkan analisis penulis terhadap
“analisis masalah” yang terdapat di MTsN sumberbaru salah satunya adalah pemisahan
kelas antara peserta didik berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini
merupakan penyelesaian dari analisis masalah dimana terdapat kasus-kasus yang
terjadi sebelum pemisahan ini dilakukan. Hal ini tentu berdampak pada
pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga tersebut juga tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai.
2.
Penilaian formatif dan sumatif.
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program
belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu
sendiri.[56]
Sedangkan penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan jika satuan
pengalaman belajar atau seluruh mata pelajaran dianggap telah selesai.
Berdasarkan temuan data di lokasi penelitian dengan disesuaikan dengan teori
tentang evaluasi sumatif dan formatif ini bahwa evaluasi formatif di MTsN
Sumberbaru berupa ulangan harian, mingguan yang dilakukan oleh masing-masing
guru mata pelajaran, bahkan UTS juga. Evaluasi sumatif di lembaga ini juga seperti
lembaga pendidikan lainnya, yaitu berupa Ujian Nasional (UN) bagi peserta didik
yang berada di jenjang akhir atau kelas IX, tidak hanya itu, juga Ujian Akhir
Madrasah (UAM) dan ujian praktek. Sedangkan bagi jenjang kelas VII dan VIII
berupa ujian akhir semester (UAS).
E.
Kawasan
Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan
pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan
pemanfaatan media. Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat
dan ahli media sekolah.[57]
1.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
(Manajemen SDM)
Berdasarkan hasil temuan di lokasi penelitian
bahwa sumber daya manusia yang ada di MTsN Sumberbaru berjumlah 36 orang.
Sebagaimana dalam buku Handoko yang mengatakan bahwa manajemen sumber daya
manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan
sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun
organisasi.[58]
2.
Pengelolaan Informasi (Manajemen
Informasi)
Pengelolaan informasi meliputi perencanaan,
pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau
pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.[59]
Dalam hal ini berdasarkan temuan data di lokasi penelitian bahwa terdapat empat
sumber belajar di lembaga ini yaitu perpustakaan, musholla, laboratorium
komputer dan IPA, dimana di masing-masing sumber belajar ini sudah mencakup
perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan,
pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi sebagaimana teori yang
dikemukakan dalam buku Warsita di atas.
3.
Peluang dan Tantangan
Peluang pembelajaran PAI adalah untuk
mengembangkan akhlak dari peserta didik. Karena kita tahu di zaman sekarang
peluang materi PAI sangat berguna untuk membangun akhlak peserta didik. Begitu
pula dengan MTsN Sumberbaru memiliki peluang yang sangat besar untuk menarik
masyarakat. Dengan ciri khasnya memisahkan kelas antara peserta didik laki-laki
dengan perempuan, membuat asumsi masyarakat atau rasa percaya mereka kepada
lembaga untuk menyekolahkan putra-putrinya di lembaga tersebut, karena menurut
mereka akhlak yang patut diutamakan. Begitu pula tantangan yang dihadapi dalam
PAI, bukan hanya mengajarkan pengetahuan akan tetapi juga mengarahkan peserta
didik agar memiliki akhlak mulia. Hal ini sama dengan tantangan yang dihadapi
oleh MTsN Sumberbaru.

PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
melalui proses penelitian serta berdasarkan pemaparan data, analisis dan
pembahasan, sebagai akhir dari laporan ini penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Kawasan Desain di MTs N Sumbernbaru
dilihat dari keempat kawasannya bahwa desain sistem pembelajarannya untuk kelas
VII disesuaikan dengan kurikulum 2013 sedangkan kelas VIII dan IX disesuaikan
dengan KTSP, desain pesan sudah berorientasi pada peserta didik dan
penyampaiannya sangat maksimal, strategi pembelajaran masih berkutat pada
ceramah dan hanya ada beberapa guru saja yang memiliki variasi strategi, dan
karakteristik peserta didik lebih banyak peserta didik yang berjenis kelamin
perempuan serta secara kognitif lebih baik kelas unggulan daripada yang non-unggulan.
2.
Kawasan pengembangan, untuk
teknologi cetak penggunaannya sudah sangat maksimal begitu pula teknologi
audiovisual cukup maksimal hanya saja ada beberapa guru yang masih belum
memanfaatkan media yang ada. Penggunaan teknologi berbasis komputer dan multimedia
masih kurang maksimal, hal ini perlu ditingkatkan lagi baik dari pihak
pengelola madrasah maupun guru untuk lebih meningkatkan penggunaan media
komputer dan multimedia dalam pembelajaran.
3.
Kawasan Pemanfaatan, pemanfaatan
media cukup maksimal, difusi dan inovasi yang ada seperti pemisahan antara
peserta didik laki-laki dan perempuan akan tetapi juga perlu ditingkatkan
khususnya dalam inovasi teknologi pembelajaran, begitu juga dalam hal
implementasi dan institusionalisasi.
4.
Kawasan Evaluasi di MTs N
Sumberbaru sudah mengacu pada teori evaluasi baik analisis masalah, evaluasi
formatif maupun sumatif.
5.
Kawasan Pengelolaan di MTs N Sumberbaru baik SDM, infomasi serta
peluang dan tantangannya sudah dikelola dengan baik dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T.Hani. 2014. Manajemen.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar (Bandung: Rosdakarya, 1995
Salma P, Dewi. 2009. Prinsip
Disain Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.
Tim Penyusun. 2005. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Warsita,
Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar