Selasa, 15 Desember 2015

Makalah Filsafat Ilmu

INTERRELASI ANTARA ILMU DAN TEKNOLOGI
PADA MASA KEJAYAAN ISLAM DAN PENGARUH KEBUDAYAANNYA TERHADAP DUNIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Yang dibina oleh: Bapak Win Usuluddin Bernadien, M.Hum

Oleh
Fakhriyatus Shofa Alawiyah
NIM 084101156
Description: logo

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
JEMBER

JUNI, 2011




BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Islam adalah agama besar terakhir yang lahir di dalam terangnya sejarah, tak terselubung kabut dongeng dan khayal. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) modern lahir dari kandungan Islam yakni menemukan metode ilmiah (yang menjadi kunci pembuka rahasia alam semesta) yang menjadi perintis modernisasi di Eropa dan Amerika. Sebagaimana wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT:
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ
Artinya:  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan[1],
Hal itu berarti bahwa Islam menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Al-Quran  memerintahkan kepada seluruh umat manusia untuk membaca, dalam arti membaca segala sesuatu yang dapat menghasilkan wawasan baru. Dari permulaan surat Al-‘Alaq ini, kata “iqra’” tidak hanya berarti membaca tetapi juga berarti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu dan membaca teks baik yang tertulis maupun tidak.[2] Wahyu pertama ini menginginkan umat Islam agar “membaca”, dengan dilandasi “bismi rabbik” (menyebut nama TuhanMu) dalam artian bacaan tadi dapat memberikan manfaat untuk kemanusiaan.

Pada ayat lain, disebutkan juga, bahwa:
ô@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôètƒ tûïÏ%©!$#ur Ÿw tbqßJn=ôètƒ 3 $yJ¯RÎ) ㍩.xtGtƒ (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ  
Artinya: “Katakanlah: apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu dengan orang-orang yang tidak mengetahui?, sesungguhnya (hanya) orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”[3]
Dikatakan sebagai periode atau masa masa kejayaan Islam karena banyaknya sarjana muslim yang menciptakan produk ilmu dari segala bidang. Kekeliruan kebanyakan orang Barat yang mengira bahwa Islam hanyalah sekedar jembatan yang dilalui oleh gagasan-gagasan masa purba, yang kemudian diserahkan kepada Eropa pada abad pertengahan. Hal ini harus diluruskan dan dibahas secara tuntas.[4] Dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas tentang interrelasi antara ilmu, teknologi pada masa  dan kejayaan Islam gambaran umum tentang pengaruh kebudayaan Islam terhadap dunia.
1.2    Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana interrelasi ilmu, teknologi pada masa kejayaan Islam?
2.      Bagaimana pengaruh kebudayaan Islam terhadap dunia?


BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum diuraikan sejarah perkembangan ilmu dalam Islam khususnya pada masa kejayaan Islam (masa Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah), ada baiknya diuraikan sedikit tentang pandangan Islam terhadap ilmu. Hal ini sangat penting untuk diketahui, karena menjadi landasan bagi pengembangan ilmu sepanjang sejarah kehidupan umat Islam, mulai dari zaman klasik hingga saat ini.
Sejak awal kelahirannya, Islam sudah memberikan penghargaan yang cukup besar kepada ilmu. Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa ketika Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT menjadi Rasul (ketika Nabi berumur 40 tahun), ketika kehidupan masyarakat Arab pada waktu itu masih terbelakang, dan ketika paganisme[5] tumbuh menjadi sebuah identitas diri yang melekat pada masyarakat Arab pada masa itu. Kemudian agama Islam datang dengan membawa cahaya penerang yang mengubah masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat Arab yang berilmu dan beradab.
Berdasarkan dari segi historis, pandangan Islam tentang betapa pentingnya ilmu tumbuh bersamaan dengan munculnya agama Islam itu sendiri. Ketika Rasulullah berumur 40 tahun, beliau menerima wahyu pertama dari Allah SWT, yaitu Q.S Al-‘Alaq: 1-5. Yang diawali dengan kata “iqra’” yang berarti membaca.
Pada waktu itu, malaikat Jibril memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan ayat “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan”.[6] Perintah tersebut tidak hanya diucapkan malaikat Jibril satu kali, tapi berkali-kali Nabi Muhammad dapat menerima wahyu tersebut.
Selain ayat Al-Qur’an, ada hadits Nabi SAW yang menyebutkan bahwa “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina” ا طلب العلم و لو با الصين 
Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam itu sangat menjunjung kedudukan ilmu, selain itu hal ini menunjukkan bahwa sumber pokok ajaran Islam adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Masa Kejayaan Islam di Eropa berawal di kota Andalusia, yang merupakan kota di Eropa dan merupakan kota termaju dan kota yang paling berkembang pada zaman kekuasaan Islam, setelah kekuasaan kekhalifahan Dinasti Umayyah yang berpusat di kota Damaskus digulingkan oleh Dinasti Abbasiyah pada tahun 750 M/171 H, akan tetapi dinasti ini tidak sepenuhnya terbenam.
Lima tahun setelah runtuhnya Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus, seseorang bernama Abdurrahman yang bergelar Ad-Dakhil telah berhasil mendirikan kekhalifahan Umayyah yang baru diatas daratan Eropa. Dalam sejarah tercatat, kekhalifahan baru ini mampu mengimbangi kejayaan Dinasti Abbasiyah, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi. Kemajuan di bidang sains dan teknologi di wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah Andalusia berawal dari zaman kekuasaan Abdurrahman Al-Aushat, beliau adalah orang yang sangat cinta terhadap ilmu pengetahuan.
Sebagai pemimpin yang berkuasa di Cordoba, ibu kota pemerintahan Dinasti Umayyah Spanyol, beliau mengundang para ahli ilmu pengetahuan dari segala penjuru dunia untuk berkunjung ke negeri yang dipimpinnya, sejak saat itulah aktivitas ilmu pengetahuan mulai berkembang di Spanyol.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin berkembang pesat ketika Dinasti Umayyah di Spanyol dipimpin oleh Abdurrahman III yang bergelar An-Nasir. Beliau adalah penguasa pertama di Spanyol yang mendeklarasikan atau menyatakan diri sebagai khalifah Dinasti Umayyah yaitu pada tahun 929 M. Pada periode ini pulalah peradaban Islam di Spanyol berhasil mengimbangi, bahkan menyaingi kehebatan kekhalifahan Abbasiyah yang berpusat di kota Baghdad, Irak. Pada masa beliau pulalah di pusat pemerintahan berdiri Universitas Cordoba, selain itu sang khalifah juga mendirikan perpustakaan megah dengan koleksi buku bacaan yang sangat melimpah ruah. Beliau yang menenmpatkan para sarjana atau para ahli kedokteran dan ilmu pengetahuan lainnya dalam posisi yang tertinggi dan terhormat. Pada masa kekuasaan kekhalifahan Dinasti Umayyah ini, Negara Spanyol pun menjadi Negara yang subur dan makmur.
Saat itu kota Cordoba dikenal sebagai salah satu pusat ilmu kedokteran dan filsafat juga berpengaruh terhadap dunia setelah kota Baghdad. Berkat jasa dan dukungan dari para penguasa atau khalifah itu sehingga mendorong ilmu pengetahuan serta teknologi berkembang begitu pesat di kekhalifahan Dinasti Umayyah Spanyol.
Selanjutnya pembahasan tentang sejarah dan perkembangan ilmu dalam Islam, pengertian ilmu dan teknologi secara umum, hubungan keduanya, serta pengaruh kebudayaannya terhadap dunia dalam berbagai bidang.

  1. Sejarah dan Perkembangan Ilmu pada Masa Kejayaan Islam
            Pada masa kejayaan Islam, khususnya pada masa kekuasaan kekhalifahan Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah ilmu berkembang sangat pesat. Kemajuan ini membawa Islam ke masa keemasan, dimana pada saat yang bersamaan wilayah-wilayah di luar kekuasaan Islam berada pada masa kegelapan. (Dark Age).
            Dalam sejarah Islam, kita mengenal nama-nama khalifah seprti Al-Mansur, Harun Al-Rasyid, dan Al-Ma’mun yang memberikan pengaruh besar bagi perkembangan ilmu di dunia Islam. Pada masa Al-Mansur, misalnya, proses penerjemahan karya-karya filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab berkembang pesat. Pada masa Harun Al-Rasyid, proses penerjemahan ini masih berlanjut dan masih berkembang pesat. Bahkan, diperluas ke berbagai bidang seperti bidang kedokteran, astronomi dan astrologi. Begitu juga pada masa Harun Al-Rasyid, didirikan Bait Al-Hikmah.[7]
Selanjutnya, pada masa kejayaan Islam ini, terdapat pula tokoh-tokoh filsafat yang menggeluti kajian-kajian di luar filsafat. Adanya kenyataan bahwa mereka menganggap ilmu rasional sebagai bagian dari filsafat. Salah satu bukti nyata dari ini adalah kitab al-Syifa’,[8] sebuah ensiklopedi filsafat Arab yang terbesar. Kitab ini terdiri dari empat bagian. Bagian I mengenai logika, bagian II membahas tentang fisika, bagian III tentang matematika, dan bagian IV membahas metafisika. Dalam bagian fisika, Ibnu Sina memasukkan ilmu psikologi, zoologi[9], geologi, dan botani, dan pada bagian matematika beliau membahas tentang geometri, astronomi, ilmu hitung, dan musik.
Selain tokoh diatas, kita juga mengenal Al-Kindi, Al-Farabi[10], Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Rushd, dan Al-Razi.
Selain adanya perkembangan ilmu yang dapat dikategorikan ke dalam bidang fisika, matematika, eksakta, dan lain sebagainya, sejarah juga mencatat kemajuan ilmu-ilmu keislaman, seperti dalam bidang tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih, dan disiplin ilmu keIslaman yang lain. Pada bidang tafsir, perkembangan ilmu tafsir dan ulum Al-Qur’an sampai pada tahap konkret pada abad ke-3 H. Dalam bidang hadits, perkembangan ilmu hadits dimulai sejak Imam Syafi’i mengarang kitab ar-Risalah. Ilmu hadits terus berkembang hingga mencapai puncaknya pada abad ke-7H.
Pada masa kejayaan keilmuan Islam, terjadi transformasi kebudayaan dan ilmu dari dunia Islam ke Barat karena disebabkan oleh dua alasan. Pertama, kontak pribadi. Setelah penaklukan Arab atau Persia, Syiria dan Mesir, orang-orang Kristen di Timur mengadakan kontak dengan orang-orang Islam. Mereka hidup bersama dan menikmati toleransi beragama yang besar, mereka juga mengikuti kegiatan intelektual dan kebudayaan yang memberikan sumbangan khusus dalam penerjemahan warisan Yunani ke dalam bahasa Arab.
Terjadinya kontak pribadi ini juga disebabkan karena Byzantium secara geografis berdekatan dengan dunia Islam.[11] Dari sinilah kemudian gagasan-gagasan Barat masuk ke dunia Islam dan sebaliknya, khususnya setelah Perang Salib. Kedua, adanya kegiatan penerjemahan. Tidak dapat dipungkiri kebudayaan Islamlah yang mendorong orang-orang Latin melakukan aktivitas penerjemahan.[12]
  1. Pengertian Ilmu dan Teknologi Secara Umum
a.      Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa Latin “scientia” yang berarti: a). pengetahuan tentang, tahu juga tentang, b). pengetahuan yang mendalam, ilmu, pengertian, keahlian, tahu, paham, benar-benar.[13]
Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara tertentu.[14] Ilmu dapat juga dipandang sebagai produk, sebagai proses dan sebagai paradigma etika.[15]
Ilmu pengetahuan adalah suatu sistem yang dikembangkan manusia untuk mengetahui keadaan dan lingkungan serta menyesuaikan diri dengan lingkungan, atau menyesuaikan lingkungan dengan dirinya dalam rangka strategi hidup.[16]
b.      Pengertian Teknologi
Secara etimologi, akar kata “teknologi” adalah “techne” yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, pengetahuan tentang prinsip atau metode, seni.[17]Techne” memiliki kemiripan makna dengan “episteme” (pengetahuan) dalam arti pengetahuan tentang prinsip-prinsip, namun “techne” berkaitan dengan tujuan untuk membuat atau mengerjakan, sedangkan “episteme” berkaitan dengan pemahaman.
Adapun “logos” sebagai akar kata logi, tidak mengacu pada status “ilmiah” dari teknologi, sebagaimana ditemukan dalam istilah “antropologi”, “biologi”. Namun lebih mengacu pada makna “tata pikir” ataupun “keteraturan”, sebagaimana pada kata “ideologi”.[18]
Teknologi adalah ilmu yang diterapkan, baik ilmu modern maupun folk science.[19] Teknologi tidak bersifat universal dan lebih dipengaruhi dan tergantung pada lingkungan. Selain dipengaruhi oleh lingkungan, teknologi juga dipengaruhi oleh budaya, termasuk juga keadaan sosial, ekonomi, politik dan agama.
Teknologi adalah ilmu terapan yang telah dikembangkan lebih lanjut dan meliputi baik perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).[20]
  1. Interrelasi (hubungan) antara Ilmu dan Teknologi
Interrelasi antara ilmu dan teknologi pada masa kejayaan Islam adalah bahwasanya teknologi adalah penggunaan yang efisien dari ilmu untuk memproduksi benda-benda kebudayaan. Teknologi juga dapat dikatakan sebagai bentuk aplikasi atau penerapan dari ilmu. Hubungan diantara keduanya sangat erat sekali. Dalam hal ini teknologi tidak hanya menjangkau benda-benda yang bersifat materi saja, tetapi teknologi juga dapat menjangkau ruang lingkup benda-benda non-materi seperti konsep, ide, gagasan. Baik ilmu maupun teknologi merupakan komponen dari kebudayaan.
Terdapat hubungan timbal balik antara ilmu dan teknologi, pada satu sisi ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi, yakni berupa teori-teori, sedangkan pada sisi lain penemuan-penemuan teknologi sangat membantu perluasan cakrawala penelitian ilmiah.[21]
Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa”, sedangkan teknologi untuk mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu system yang saling berinteraksi.[22]
Teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan, dan teknologi mengandung ilmu pengetahuan didalamnya.
Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan dan teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian, penelitian menghasilkan ilmu pengetahuan baru dan ilmu pengetahuan baru menghasilkan teknologi baru.[23]
  1. Pengaruh Kebudayaan Islam terhadap Dunia, termasuk Eropa
Para ilmuwan penting dan terkemuka mulai bermunculan di Negara Spanyol ini, mereka mengembangkan berbagai macam ilmu pengetahuan, seperti Astronomi, kedokteran, anatomi, optik, farmakologi, psikologi, ilmu bedah, zoologi, biologi, botani, sosiologi, hidrostatik[24], filsafat, puisi, musik, navigasi[25], sejarah, arsitektur, geografi, fisika, matematika serta kimia.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa telah berlangsung sejak abad ke-12 H.[26] Dan sejak abad ke-14 H, muncul gerakan kebangkitan kembali (Renaissance). Pada masa Renaissance inilah karya-karya Yunani Kuno diselamatkan dan dikenal kembali, itu semua karena terjemahan-terjemahan dari bahasa Arab.
Sebelum pengaruh Islam masuk ke dalam kebudayaan Eropa, kaum wanita tidak dianggap mempunyai hak pribadi. Maksudnya, mereka tidak mempunyai hak milik atas benda-benda bergerak (seperti tanah dan rumah) serta tidak berhak untuk menguasainya (tidak memiliki hak waris), mereka juga tidak mempunyai hak untuk menolak perkawinan. Akan tetapi keadaan itu berubah ketika Islam mulai masuk ke dalam kebudayaan Eropa, sehingga kebudayaan Eropa yang pada awalnya merendahkan kaum wanita itu berangsur-angsur mulai surut.
Dalam ajaran Protestan, misalnya, perceraian justru diperbolehkan dengan tujuan untuk menghapuskan hal itu berdasarkan contoh hukum Islam. Sedangkan ajaran Katolik masih menganggap “haram” atas perceraian dengan alasan bahwa nantinya berakibat banyak kaum wanita yang diremehkan.
Ajaran Islam juga memperbolehkan adanya perceraian, akan tetapi sekalipun diperbolehkan, di dalam ajaran Islam perceraian dianggap sebagai perbuatan yang tidak disukai Tuhan serta hanya boleh jika dalam keadaan sangat terpaksa, setelah usaha mendamaikan keduanya tidak lagi berhasil.
Pengaruh kebudayaan Islam bisa meluas diatas daratan Eropa melalui masyarakat Islam Spanyol. Walaupun tidak terlalu besar, namun ada pengaruh Islam yang masuk melalui perang Salib. Kalau dipikir memang aneh, bahwa bangsa Eropa yang Kristen yang pergi menyerang dan memerangi Islam, justru berakhir dengan membawa pengaruh Islam. Mereka telah dengan sengaja membawa sabun, minyak wangi, balsem, permadani-permadani mewah Islam, sedangkan yang terbawa dengan tak sengaja adalah pengaruh rohani Islam. Sebelum itu, bangsa Eropa tak kenal sabun dan minyak wangi, mereka hanya mengurapi badan mereka dengan cerancam.
Menurut suatu hadits,  اعمل لدنياك كانك تعيش ابدا واعمل لاخرتك كانك تموت غدا
Umat Islam disuruh mengurus soal keduniaannya seakan-akan hidup selamanya, dan beribadah seakan-akan mati besok.[27]
            Ini berarti bahwa umat Islam tidak hanya diwajibkan beribadah dan menuntut ilmu, tapi juga diwajibkan mengamalkan ilmu yang telah didapatkan itu.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa sumbangan besar Islam terhadap dunia, khususnya Eropa dalam berbagai bidang.
  1. Filsafat
Filsafat Islam berkembang pesat di masa Dinasti Umayyah Spanyol. Hal itu ditandai dengan munculnya aliran filsafat sekuler yang didirikan oleh Ibnu Rusyd (1126-1198 M). Di Barat beliau lebih dikenal dengan nama Averroes. Beliau dipandang dan dianggap sebagai bapak aliran filsafat sekuler di Eropa. Beliau juga dikenal sebagai filosuf yang mengembangkan konsep eksistensi mendahului esensi.
  1. Kedokteran
Pada masa Dinasti Umayyah di Spanyol ini, didirikan 50 rumah sakit umum. Salah satu dokter termasyhur dari Andalusia adalah Abu al-Qasim az-Zahrawi (Abulcasis). Melalui kitab “at-Ta’rif” beliau mengembangkan ilmu bedah sehingga beliau dijuluki sebagai Bapak Bedah Modern. Selain itu beliau juga berhasil membuat alat bedah sendiri. Selain az-Zahrawi, dokter bedah dari Andalusia lainnya yang terkenal adalah Ibnu Zuhr (Avenzoar). Selain itu, tokoh besar ilmu kedokteran Islam adalah Al-Razi (Razes), beliau adalah penemu air raksa dan orang yang pertama kali mendiagnosis penyakit cacar. Ibnu Rushd (Averroes), beliau adalah perintis ilmu jaringan tubuh.
  1. Teknologi
Pada masa kejayaan Islam di Spanyol ini berbagai macam teknologi mulai bermunculan. Hal tersebut didukung oleh pesatnya industri dan ilmu pengetahuan. Teknologi kincir air dan kincir angin digunakan untuk pabrik kertas, pabrik baja, dan pabrik-pabrik pangan. Selain itu, teknologi bendungan serta pengatur air untuk irigasi juga muncul di peradaban Spanyol Muslim. Disini pulalah, Abbas ibnu Firnas menemukan cikal bakal pesawat terbang dan parasut. Begitu pula teknologi kedirgantaraan di Andalusia itu dikenal sebagai yang pertama di dunia. Beliau yang menjadi inspirator bahwa manusia dapat terbang mengelilingi dunia dan menjelajahi angkasa.
Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan dan teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
  1. Matematika
Sumbangan Islam terbesar pada ilmu pasti di seluruh dunia adalah di bidang ilmu hitung, yakni berupa angka-angka Arab (Arabic ciphers), meskipun bentuknya telah diubah. Begitu pula dengan asas algorisme.[28] Menurut Burhanudin Salam, tanpa notasi Arab, tak mungkin ada mesin jumlah atau mesin hitung (kalkulator) seperti sekarang.[29] Adapun tokoh yang sangat berjasa dalam bidang ini, yaitu Al-Khawarizmi, yang lebih dikenal sebagai bapak aljabar. Selain itu beliau adalah pencipta rumus ilmu ukur, diantaranya mengenai segitiga, dan menyusun daftar logaritma, dan hitungan persepuluhan, yang oleh Barat kemudian dipalsukan sejarah masing-masing kepada John Napier dan Simon Stevin.
Selain Al-Khawarizmi, tokoh yang lain adalah Tsabit Ibn Qurrah[30], Al-Biruni, Ibn al-Haitsam[31].
  1. Kimia
Salah seorang ahli kimia muslim yang terbesar adalah Abu Musa Jabir Ibn Hayyan. Beliau adalah penemu asam karbid, alkohol, belerang, gas sendawa, tawas amoniak, asam boron, borax dan air raksa.[32]
Orang-orang Eropa dapat dikatakan telah tidak jujur bahkan plagiat. Kebanyakan dari mereka memutar balik sejarah yang telah ada.Eropa tidak mengakui bahwasanya Islamlah yang memberikan peranan penting terhadap Eropa bahkan dunia, Eropa hanya mengakui agama Kristen, pusaka budaya Yunani-Romawi dan nasionalisme atau tradisi nasionalnya sebagai sumber-sumbernya. Akan tetapi ahli-ahli sejarah seperti Thomas Carlyle, Herbert George Wells, Arnold Joseph Toynbee, dan Napoleon Bonaparte telah secara jujur mengakui kebajikan-kebajikan Islam.














BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Interrelasi antara ilmu dan teknologi pada masa kejayaan Islam adalah bahwasanya teknologi adalah penggunaan yang efisien dari ilmu untuk memproduksi benda-benda kebudayaan. Teknologi juga dapat dikatakan sebagai bentuk aplikasi atau penerapan dari ilmu. Hubungan diantara keduanya sangat erat sekali. ilmu maupun teknologi merupakan komponen dari kebudayaan.
Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan dan teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
2.      Pengaruh kebudayaan Islam terhadap Eropa bahkan dunia sudah tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam masuk ke Eropa karena disebabkan dua alasan. Pertama, kontak pribadi. Kedua, aktivitas penerjemahan. Sumbangan Islam terhadap dunia telah terbukti dalam segala bidang, seperti dalam bidang filsafat, kedokteran, astronomi, matematika, kimia, teknologi, dan lain sebagainya.
Selain itu, Eropa dapat dikatakan telah tidak jujur bahkan plagiat. Eropa tidak mengakui bahwasanya Islamlah yang memberikan peranan penting terhadap Eropa bahkan dunia, Eropa hanya mengakui agama Kristen, pusaka budaya Yunani-Romawi dan nasionalisme atau tradisi nasionalnya sebagai sumber-sumbernya.
DAFTAR PUSTAKA
Amsal, Bakhtiar. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.
Burhanuddin, Salam. 2000. Sejarah Filsafat, Ilmu dan Teknologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Jacob. 1993. Manusia, Ilmu dan Teknologi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.
M. Quraish Shihab. 1998. Wawasan Al-Quran. Bandung: Mizan.
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM. 2010. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Wilardjo, Liek. 1990. Realita dan Desiderata. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Yasyin, Sulchan. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.





[1]Q. S Al-‘Alaq: 1.
[2]Quraish, Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2001), 433.
[3]Q. S Az-Zumar: 9.
[4]Salam Burhanuddin, Sejarah Filsafat, Ilmu dan Teknologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), 135.
[5]Hal (keadaan) tidak beragama, paham pada masa sebelum adanya agama Islam.
[6]Q.S Al-‘Alaq: 1.
[7]Bangunan yang dibangun khalifah Al-Ma’mun untuk pengembangan ilmu. Bangunan ini terdiri dari sebuah perpustakaan, sebuah observatorium, dan sebuah departemen penerjemahan.
[8]Amsal, Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), 42.
[9]Ilmu tentang kehidupan binatang dan pembuatan klasifikasi aneka mcam bentuk binatang di dunia. Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 511
[10]Selain filosuf, beliau juga seorang musikus muslim yang terbesar, slah satu karya dalam bidang musik adalah Kitab al-Musiqi al-Kabir.
[11]Amsal, Bakhtiar, Filsafat Ilmu, 45
[12]Ibid, 46
[13]Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2010), 149
[14]Wilardjo, Liek, Realita dan Desiderata, (Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1990), 201
[15]Ibid, 219
[16]Jacob,  Manusia, Ilmu dan Teknologi, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1993), 7
[17]Log cit, 151
[18]Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, 152
[19]Jacob,  Manusia, Ilmu dan Teknologi,8
[20]Wilardjo, Liek, Realita dan Desiderata, 219
[21]Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, 156
[24]Cabang ilmu fisika yang berkenaan dengan air, Sulchan, Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amanah. 1997), 209
[25]Ilmu keterampilan tentang seluk-beluk pelayaran. Sulchan, Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 340
[26]Burhanuddin, Salam, Sejarah Filsafat, Ilmu dan Teknologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), 85
[27]Burhanuddin, Salam, Sejarah Filsafat, Ilmu dan Teknologi, 88
[28]Sistem hitungan nilai angka menurut tempat dari kanan ke kiri: satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya serta system persepuluhan sebagai pengganti dari system perenampuluhan.
[29]Burhanuddin, Salam, Sejarah Filsafat, Ilmu dan Teknologi,97
[30]Yang membahas waktu matahari, dan lama tahun matahari (365 hari, 5 jam, 49 menit, 12 detik)
[31]Tokoh yang menemukan bentuk lengkung yang ditempuh cahaya ketika berjalan di udara.
Ibid, 99
[32]Burhanuddin, Salam, Sejarah Filsafat, Ilmu dan Teknologi, 101

0 komentar:

Posting Komentar