Mengi'rob kalimat bukanlah hal sulit, asal ada kemauan untuk mempelajari bahasa Arab khususnya teks Arab. Karena dengan memahami kaidah bahasa Arab, kita akan lebih mudah memahami al-Quran.
Tulisan ini terdiri dari dua contoh kalimat bahasa Arab yang dipreteli (bahasa Jawa) i'rob per kalimatnya. Contoh-contoh ini merupakan tugas yang diberikan dosen nahwu saya ketika S1 dulu...
Selamat belajar....
1. يَقْرَأُ
الذي ابوهُ قائمٌ القرانَ الكريمَ وَالحديثَ الشريفَ قَائلهُ مرةً واحدةً بعدَ
صلاةِ الصبحِ طلبًا للثوبِ
يقرأ
= fi’il
mudhori’, karena didahului huruf mudhoro’ah yaitu ya’. ya’
fungsinya “للغائب”
fi’il mudhori’ mu’rob
karena لتجرد عن النواصب و الجوازم .
mu’rob dengan rofa’
karena tidak bersambung dengan nun taukid & nun niswah
Tanda
rofa’nya dengan dhommah karena tidak bertemu dengan الف تثنية , واوجمع , ياء مؤنث مخاطب
, نون توكيد
, نون نسوة
.
fi’il
ma’lum, karena tidak mengikuti kaidah majhul. Karena fi’il ma’lum,
maka butuh Fa’il. Fa’ilnya adalah lafadz الذى
Fi’il
muta’addi , karena membutuhkan objek (maf’ul bih) dan artinya
dapat dipasifkan yaitu “dibaca”. Maf’ul bih nya adalah lafadz القران
الذى
= isim yang
dibaca rofa’ karena termasuk
yaitu Fa’il.
tanda
rofa’nya mahalli. Karena termasuk مرفوعات
الأسماء
, yang isim maushul.
Setiap
isim maushul pasti membutuhkan صلة الموصول
dan عائد
صلة الموصول
nya berupa جملة اسمية
yaitu ابوه قائم
.
ابوه
menjadi mubtada’,
قائم menjadi khobar
عائد
adalah isim dhomir
(ه) yang ada dalam صلة الموصول
yang kembali
kepada isim maushul الذى
ابوه
= susunan idhofah
ابو
= mudof
ابوه
= isim yang
dibaca rofa’, karena termasuk مرفوعات
الأسماء
ابوه
= mubtada’,
karena berupa isim ma’rifah (مضاف الى
المعرفة)
yang jatuh di awal jumlah.
Tanda
rofa’nya dengan wawu, karena berupa الأسماءالخمسة
ه = mudof ilaih, maka dii’robi
dengan jer.
Tanda
jer dengan mahalli, karena termasuk الأسماءالمبنية
=> isim dhomir
قائم
= isim yang
dibaca rofa’ karena termasuk مرفوعات
الأسماء
, khobar. Karena berfungsi sebagai متم الفائدة
(penyempurna faidah).
Tanda
rofa’ = dhommah, karena isim mufrod.
القران
= isim yang
dibaca nashab, karena termasukمنصوبات
الأسماء , yang maf’ul bih
berkedudukan
sebagai maf’ul bih karena jatuh setelah fi’il muta’addi yaitu يقرأ
Tanda
nashab = fathah, karena isim mufrod
الكريم = isim
yang dibaca nashab, karena termasukمنصوبات الأسماء , yang tawabi’ (na’at hakiki dari
lafadz القران).
Ditentukan
sebagai na’at, karena berupa isim shifat => صيغة منتهى
الجموع
Dan memiliki kesesuaian dengan man’utnya
(الحديثَ) dalam 4 hal, yaitu dari segi: 1) mufrod, 2) mudzakkar,
3) ma’rifah, 4) i’rob nashob.
Tanda nashab = fathah,
karena isim mufrod.
وَ
= Huruf ‘athof,
karena huruf ‘athof maka MABNI
Tidak memiliki i’rab
الحديثَ
= isim yang
dibaca nashab, karena termasukمنصوبات الأسماء , yang tawabi’ (ma’tuf).
Karena dia jatuh setelah huruf ‘athaf وَ
I’robnya
disesuaikan dengan ma’tuf ‘alaih berupa القران
yang dibaca nashab,
karena menjadi maf’ul bih.
Tanda
nashab = fathah, karena isim mufrod.
الشريفَ = isim
yang dibaca nashab, karena termasukمنصوبات الأسماء , yang tawabi’ (na’at sababi dari
lafadz الحديثَ).
Ditentukan
sebagai na’at, karena berupa isim shifat => صيغة منتهى
الجموع
Dan memiliki
kesesuaian dengan man’utnya (الحديثَ)
dalam 4 hal, yaitu dari segi: 1) mufrod, 2) mudzakkar, 3) ma’rifah,
4) i’rob nashob.
قَائلهُ
= susunan idhofah
(قَائل = mudhof هُ
= mudhof
ilaih)
مرةً
= isim yang dibaca nashab,
karena termasukمنصوبات الأسماء => maf’ul mutlaq
Tanda
nashab = fathah, karena isim mufrod
Termasuk
isim jamid/isim yang tidak memiliki kata asal.
واحدةً
= isim yang
dibaca nashab, karena termasukمنصوبات الأسماء , yang tawabi’ (na’at)
Ditentukan
sebagai na’at, karena berupa isim shifat => isim ‘adad
Dan memiliki kesesuaian dengan man’utnya
(الحديثَ) dalam 4 hal, yaitu dari segi: 1) mufrod, 2) mu’annats,
3) nakiroh, 4) i’rob nashob.
بعدَ صلاة
الصبحِ
= susunan idhofah
بعدَ
= mudhof صلاة = mudhof
ilaih
صلاة = mudhof الصبحِ = mudhof ilaih
بعدَ = isim yang dibaca nashab, karena
termasukمنصوبات الأسماء =>maf’ul fih=>ظرف
(زمان)
Tanda
nashob = fathah, karena isim mufrod
صلاة = isim yang
dibaca jer karena termasuk مجرورات الأسماء
=> mudhof
ilaih
Tanda jer
= kasroh, karena isim mufrod
Ingat..!!! lafadz صلاة
selain menjadi
mudhof ilaih dari lafadz بعدَ
, juga menjadi
mudhof dari lafadz الصبحِ
الصبحِ = isim yang dibaca jer karena termasuk مجرورات
الأسماء => mudhof ilaih
Tanda jer
= kasroh, karena isim mufrod
طلبًا
= isim yang
dibaca nashab, karena termasukمنصوبات الأسماء => حال
=> حال مفرد
=> berupa
isim sifat => fa’il
Tanda nashob = fathah, karena
isim mufrod
للثوبِ = Susunan jer-majrur
لِ
= huruf jer
الثوب
= isim yang
dibaca jer karena termasuk مجرورات الأسماء => dimasuki huruf jer
Tanda jer = kasroh,
karena isim mufrod
2. اَعْطَى
رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ فَقِيْرًا اَمْوَالًا كَثِيْرَةُ تَكْفِيْهِ لِبِنَاءِ الْبَيْتِ
اَعْطَى = Asalnya dari
lafadz اَعْطَيَ , huruf ya'
diganti dengan alif. Karena ya’ berharokat dan terletak
setelah harokat fathah maka berubah menjadi اَعْطَى
Kaidah
i’lal yang menyatakan hal tersebut adalah:
اذا الواو و
الياء بعد فتحة متصلة فى كلمتيهما ابدلتا الفا
“Apabila
ada wawu atau ya’ berharakat jatuh setelah harokat fathah yang bersambung dalam
satu kalimat, maka gantilah keduanya dengan alif”
اَعْطَى = fi’il madhi
Mabni fathah karena tidak bersambung dengan واو جمع
dan ضمير رفع متحرك
Fi’il ma’lum karena tidak mengikuti kaidah majhul.
Sehingga membutuhkan fa’il. Fa’ilnya lafadz رَجُلٌ
Fi’il muta’addi yang membutuhkan 2 maf’ul bih
Maf’ul bih 1 = فَقِيْرًا , Maf’ul bih 2 = اَمْوَالًا
رَجُلٌ = isim yang
dibaca rofa’ karena termasuk مرفوعات
الأسماء
=> fa’il
ditentukan sebagai fa’il
karena terletak setelah fi’il mabni ma’lum yaitu اَعْطَى
Tanda rofa’ = dhommah,
karena isim mufrod.
حَسَنُ
الْوَجْهِ = susunan idhofah => idhofah
lafdiyah.
Karena mudhofnya (حَسَنُ)
berupa isim sifat (صفة مشبهة باسم الفاعل).
Dan mudhof ilaihnya berupa ma’mul mudhof
Idhofah lafdiyah ini tetap
dihukumi nakiroh.
susunan idhofah حَسَنُ
الْوَجْه ini berkedudukan sebagai na’at dari رَجُلٌ .
Sehingga i’robnya disamakan yaitu dibaca rofa’.
Tanda rofa’nya pun sama yaitu dhommah, karena isim mufrod.
الْوَجْهِ = mudhof
ilaih dibaca jer. Dengan tanda jer = kasroh, karena
isim mufrod.
فَقِيْرًا
= isim yang
dibaca nashab, karena termasukمنصوبات الأسماء => maf’ul bih
Ingat...!! فَقِيْرًا
adalah maf’ul
bih 1 dari lafadz اَعْطَى
Tanda nashob = fathah, karena
isim mufrod
اَمْوَالًا
= isim yang
dibaca nashab, karena termasukمنصوبات الأسماء => maf’ul bih
Ingat...!! فَقِيْرًا
adalah maf’ul
bih 2 dari lafadz اَعْطَى
Tanda nashob = fathah, karena jama’ taksir
كَثِيْرَةُ
= isim yang
dibaca nashab, karena termasukمنصوبات الأسماء => tawabi’=> na’at
Menjadi na’at karena
berupa isim shifat dan memiliki kesesuaian dengan man’utnya (اَمْوَالًا)
dalam 4 hal yaitu dari segi: 1) muannas, 2) nakiroh, 3) mufrod,
4) i’rob nashob.
Tanda nashob = fathah, karena
isim mufrod
تَكْفِيْهِ
= تَكْفِى
adalah fi’il
mudhori’ karena didahului huruf mudhoro’ah ت
yang berfungsi
للغائبة
fi’il mudhori’ MU’ROB. Karena tidak
bersambung dengan nun taukid & nun niswah.
تَكْفِى
dii’robi
dengan rofa’ karena لتجرد عن النواصب و الجوازم
Tanda rofa’ = dhommah,
karena فعل المضرع معتل الأخر ولم يتصل بأخره شئ
Fi’il ma’lum, karena
tidak mengikuti kaidah majhul
Karena dia fi’il ma’lum, maka
membutuhkan fa’il. Fa’ilnya yaitu dhomir mustatir jawazan yang
dikira-kirakan dengan dhomir هي
yang tersimpan
dalam fi’il تَكْفِى
Fi’il muta’addi, maka
membutuhkan objek/maf’ul bih. Maf’ul bihnya yaitu dhomir هِ
yang ada dalam
تَكْفِيْهِ . Karena هِ menjadi maf’ul bih, maka ia dibaca nashob.
tanda nashob = mahalli, karena
termasuk الأسماء المبنية => isim dhomir
تَكْفِيْهِ termasuk الجملة لها محل
من الإعرب maksudnya jumlah fi’liyah yang berupa تَكْفِيْهِ tsb memiliki kedudukan i’rob yaitu
menjadi نعت الجملة karena dia
merupakan jumlah yang terletak setelah isim nakiroh.
لِبِنَاءِ
= susunan jer-majrur
لِ
= huruf jer
بِنَاءِ
= isim yang
dibaca jer karena kemasukan huruf jer لِ
Tanda jer = kasroh,
karena isim mufrod
بِنَاءِ
الْبَيْتِ = susunan idhofah
بِنَاءِ
= mudhof
الْبَيْتِ
= mudhof
ilaih, dibaca jer (tanda jer = kasroh, karena isim
mufrod)
Selanjutnya, coba anda sendiri mengi'rob dua kalimat di bawah ini....!!
3. رأيت
فاطمة الحسنة الأخلاق تكتب هذه الرسالة و القاعدة الرابعة من القواعد الاعلالية
الخمس
4. ادع ثلاثة
الرجال يكتبون ثلاث رسائل قبل قرائتهم القرأن
Yajlisu Zaidun
BalasHapusKalau i'robnya bai'u tsamani bitstsamani bagaimana...?
BalasHapus